Rencana judul PKM-K (Menciptakan APE (Alat Permainan Edukatif) dengan Melihat Aspek Perkembagan dengan Berbahan Mendaur ulang potongan kayu

(Judulnya belum fix ) tapi intinya perpaduan :

1. Bahan dasar Mendaur Ulang potongan kayu 
2. Menciptakan APE (Alat Peraga Edukasi) yagn harga ekonomis
3. Dengan mengunakan Konsep (Psikologi Perkembangan/PAUD).

ide ini terinspirasi dari 
1.  APE yang banya di jual di toko2 dan haraga terbilang mahal. 
2.   Memanfaatkan potongan kayu. 
   (dimana sempat saya lihat di pengrajin kayu hasil potongannya di jual per karung 10rbu untuk kayu     bakar.
3.   Alat APE biasanya cara permainan/menyusun. kenapa kita coba mengghubungakan APE dengan Ilmu  Psikologi yang kita dapatkan mis: bisa meliahat aspek perkembagan dari motorik kasar, halus, Sosial, moral, kognitif dll.

 Gambar

Contoh Permainan APE yang biasa di Jual Toko-toko permainan

Kalau ini dibuat Proposal PKM sangat menjanjikan. karna alat APE masih di  butuhkan di Sekolah2.

Tugas Ujian Akhir Semester Proposal PKM P

  •  

     

     

     

    USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

    JUDUL PROGRAM

    Pengaruh Pelatihan AMT(Achievement Motivation Training)

     Untuk Mengurangi Kecemasan Menghadapi  UAN Pada Siswa  Depok 1 Yogyakarta.

     

     

    BIDANG KEGIATAN:

    PKM-P

    Diusulkan Oleh :

                                           Dyska Dilla Febriana          11013288/TA 2011

                                 Amiruddin                          11013226/TA 2011

                        

     

     

     

     

     

     

     

     

     

    UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN

    YOGYAKARTA

    2013

  •  HALAMAN PENGESAHAN

    1. Judul Kegiatan                             : Pengaruh Pelatihan AMT Untuk                                                                    Mengurangi Kecemasan                                                                                   Menghadapi UAN Pada Siswa SMA                                                                Depok 1 Yogyakarta.

    1. Bidang Kegiatan                           : PKM-P
    2. BidangIlmu                                    : Pendidikan
    3. Ketua Pelaksana
      1. Nama Lengkap                  : Dyska Dilla Febriana
      2. NIM                                        : 11013288
      3. Jurusan                                 : Psikologi
      4. Universitas                           : Universitas Ahmad Dahlan
      5. Alamat rumah                      : Sunten Baru RT 08 RW 32  Banguntapan . Yogyakarta
      6. Telpon/hp                                : 089654471251
      7. Alamat Email                          : dyskaadilla@ymail.com
      8. Anggota Pelaksana kegiatan         : 5 orang
      9. Dosen Pendamping
      • Nama Lengkap                    :  Fuadah Fakhuruddiana,S.Psi.,M.Psi
      • NIY                                        :  60090567
        1. Alamat                                   :  Jl. Srikaya No. 32. Wirokerten ………………………………..Baguntapan. Kota Gede Yogyakarta
        2. Biaya Kegiatan Total                    :

    Dikti                                        : Rp. 10.710.000,00

    .

    1. Jangka Waktu Pelaksanaan           : 12 Jam/ Minggu

    Yogyakarta,  5 Juli 2013

    Menyetujui

    Ketua Program Studi

    (Erni Hidayati, S.Psi.,M.A)

    NIY 0520086602

              Ketua Pelaksana Kegiatan

    (Dyska Dilla Febriana)

    NIM. 11013288

    Wakil Rektor III

    ( Abdullah Fadillah.,Ph.D)

    NIP. 60960140

    Dosen Pendamping

    (Fuadah Fakhuruddiana,S.Psi.,M.Psi)

    NIY. 60090567

    A.  JUDUL

”Pengaruh Pelatihan AMT(Achievement Motivation Training) Untuk Mengurangi Kecemasan Menghadapi  UAN Pada Siswa  Depok 1 Yogyakarta”.

 

  1. B.       LATAR BELAKANG MASALAH  

Ujian Nasional (UN) adalah sistem evaluasi standar pendidikan di Indonesia. Evaluasi ini dilakukan oleh Depdiknas secara menyeluruh dan berkala. Sebagai negara berkembang, Indonesia memiliki kesadaran untuk memperbaiki sarana dan prasarana dalam negeri tidak terkecuali pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan dilakukan dengan menerapkan sistem ujian di setiap akhir tahun pelajaran berskala nasional atau biasa disebut Ujian Nasional (UN). Kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan, khususnya mengenai Ujian Nasional sudah berkali-kali mengalami perubahan. Salah satunya yang paling mengundang sorotan dari berbagai kalangan adalah keputusan pemerintah menghapuskan EBTANAS (Evaluasi Belajar Tahap Akhir) dan menggantinya dengan UAN (Ujian akhir Nasional). Terhitung mulai tahun 2003 pemerintah resmi mengeluarkan keputusan menghapus EBTANAS dan menggantinya dengan UAN.

Pada awal April 2003 Departemen Pendidikan Nasional menetapkan kebijakan baru tentang nilai standar minimal kelulusan. Siswa SMP dan SMA atau sekolah sederajat peserta UAN 2003 yang memiliki nilai UAN kurang dari 3,00 dinyatakan tidak lulus. Penentuan standar minimal kelulusan ujian nasional terus ditingkatkan setiap tahunnya dengan tujuan  memperbaiki dan mendorong mutu pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik. Seorang siswa dinyatakan lulus apabila telah melewati batas kelulusan standar yang ditetapkan pemerintah. Persyaratan ini sesuai dengan Peraturan Mendiknas tahun 2007 No. 39 pasal 3, ayat B yang menyebutkan bahwa hasil Ujian Nasional akan dijadikan dasar seleksi untuk masuk ke jenjang pendidikan berikutnya.

Ujian Nasional sebagai standarisasi kelulusan nasional telah menjadi sebuah figure yang menakutkan bagi para siswa. Nilai standar yang ditetapkan pemerintah menentukan kelulusan siswa setiap tahun terus meningkat. Hal ini membuat situasi menjelang ujian nasional menegang dan menimbulkan kecemasan pada siswa. Bayangan pada tahun sebelumnya tidak sedikit siswa yang gagal menambah daftar penyebab kecemasan bagi siswa yang akan menjalani UN.

Kecemasan merupakan suatu respon terhadap situasi yang penuh dengan tekanan. Dalam teori Behaviour dijelaskan bahwa kecemasan muncul melalui classical conditioning, artinya seseorang mengembangkan reaksi kecemasan terhadap hal-hal yang telah pernah dialami sebelumnya dan reaksi-reaksi yang telah dipelajari dari pengalamannya (Bellack & Hersen, 1988:284)

Menteri Pendidikan dan kebudayaan, Mohammad Nuh di Gedung Kemdikbud, Jumat (20/4) mengatakan, tingkat kecemasan menghadapi UN menunjukkan sebagian besar peserta ujian merasa cemas. Dari hasil survei diketahui siswa yang merasa biasa-biasa saja 21 persen, yang merasa cemas 56 persen, dan yang merasa sangat cemas ada 22 persen. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat kecemasan siswa menghadapi UN masih relative tinggi, oleh karena itu kami membuat suatu pelatihan diberi nama Achievement Motivation Training (AMT)  untuk mengurangi kecemasan pada siswa SMA 1 Depok Yogyakarta.

  1. C.      PERUMUSAN MASALAH
    1. Sejauh mana dampak UAN dilaksanakan?
    2. Apak pelatihan AMT mampu menurunkan kecemasan?
  1. D.      TUJUAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah pengaruh pemberian AMT dalam mengurangi kecemasan siswa SMA 1 Depok Yogyakarta dalam menghadapi UAN.

  1. E.       LUARAN YANG INGIN DIHARAPKAN

Luaran yang diharapkan pada penelitian ini adalah hasil penelitian berupa  Pengaruh Pelatihan Achievemenet Motivation Training (AMT) untuk mengurangi kecemasan Menghadapi UAN pada Siswa SMA 1 Depok Yogyakarta.

 

  1. F.     KEGUNAAN

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan psikologi, terutama psikologi pendidikan. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi wacana ilmiah bagi peneliti selanjutnya mengenai efek atau pengaruh pelatihan Achievement Motivation Training (AMT) dalam mengurangi kecemasan menghadapi UAN pada siswa.

  1. G.      TINJAUAN PUSTAKA

Penyebab kecemasan bisa dilihat faktor biologis merupakan salah satu penyebab kecemasan yang berhubungan dengan sirkuit otak dan sistem neurotransmitter tertentu. Sebagai contoh, tingkat GABA yang sangat rendah berhubungan dengan kecemasan yang meningkat, meskipun hubungannya sendiri tampaknya tidak selangsung itu. Beberapa tahun terakhir ini semakin banyak perhatian yang difokuskan pada peran sistem corticotrophin releasing factor (CRF) (faktor pelepas kortikotropin) yang sangat penting untuk ekspresi kecemasan (dan depresi) (Heim dan Nemeroff, 1999; Ladd dan kawan-kawan, 2000). Daerah yang sering berhubungan dengan kecemasan adalah system limbic (Charney dan Drevets, 2002; Gray dan McNaughton, 1996, LeDoux, 1995, 1996)

Pengertian Kecemasan

Durand & Barlow mendefinisikan kecemasan sebagai keadaan suasana hati yang berorientasi pada masa yang akan datang, yang ditandai oleh adanya kekhawatiran karena kita tidak dapat memprediksi atau mengontrol kejadian yang akan dating.

Menurut Freud (1933/1964) kecemasan adalah suatu keadaan perasaan afektif yang tidak menyenangkan disertai dengan sensasi fisik yang memperingatkan orang terhadap bahaya yang akan datang.  Keadaan yang tidak menyenangkan ini sering kabur dan sulit menunjuk dengan tepat, namun kecemasan itu sendiri selalu dirasakan.

Menurut Atkinson (2002) kecemasan adalah emosi yang tidak menyenangkan ditandai dengan kekhawatiran, keprihatinan, atau rasa takut yang sering dialami oleh individu dalam tingkatan yang berbeda-beda. Sieber et.al (1977) menganggap bahwa kecemasan adalah salah satu factor penghambat dalam belajar yang dapat mengganggu kinerja fungsi-fungsi kognitif seseorang, seperti dalam berkonsentrasi, mengingat, pembentukan konsep, dan pemecahan masalah.

Nevid (2003) menyatakan kecemasan sebagai keadaan emosional yang mempunyai ciri ketegangan fisiologis, perasaan tegang yang tidak menyenangkan, dan perasaan apresif bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi.

Aspek-Aspek Kecemasan

Carr (2001) berpendapat aspek-aspek timbulnya kecemasan adalah:

  1. Kognitif seperti sulit berkonsentrasi, banyak melamun, perhatian terganggu, pelupa, salah memberikan penilaian, hambatan berfikir, dan pelupa.
  2. Afektif seperti mudah terganggu, tidak sabar, gelisah, tegang, gugup, ketakutan, waspada, kengerian, kekhawatiran, gugup dan merasa bersalah.
  3. Fisiologis seperti jantung berdetak kencang, tekanan darah meningkat, nafas cepat, sesak nafas, peningkatan keringat, pusing dan wajah tegang.
  4. Perilaku seperti gelisah, ketegangan fisik, tremor, bicara cepat, menarik diri dari hubungan interpersonal, melarikan diri dari masalah, sangat waspada dan penurunan produktivitas.

Faktor-faktor Penyebab Kecemasan

Durand dan Barlow (2004) menyatakan penyebab-penyebab kecemasan yaitu:

  1. Kontribusi biologis yaitu adanya factor genetis yang mempengaruhi seseorang mengalami kecemasan. Individu yang memiliki kecenderungan terserang kecemasan maka lebih besar kemungkinan akan menurunkan perilaku yang serupa pada anaknya.
  2. Kontribusi Psikologis yaitu terkait dengan pengajaran orang tua terhadap anaknya, jika individu merasa cemas atau grogi berbicara didepan kelas itu dikarenakan hasil dari orangtua mendidik dan mengasuhnya, kemungkinan anak mengalami krisis kepercayaan diri karena di rumah anak kurang mendapatkan pujian-pujian yang memotivasinya.
  3. Kontribusi social yaitu berkaitan dengan situasi sekitar yang menyebabkan kecemasan, misalnya perkawinan, perceraian, masalah di tempat kerja, kematian orang yang dicintai dan sebagainya.

Dalam (Ghufron dan Risnawita, 2010: 143) Deffenbacher dan Hazaleus (1991) mengemukakan bahwa sumber-sumber penyebab kecemasan meliputi:

  1. Kekhawatiran (worry) yang merupakan pikiran negatif tentang dirinya sendiri.
  2. Emosionalitas (imosionality) sebagai reaksi diri pada rangsangan saraf otonomi, seperti jantung berdebar-debar, keringat dingin dan tegang.
  3. Gangguan dan hambatan dalam menyelesaikan tugas (task gerated interfence) merupakan kecenderungan yang dialami seseorang yang selalu tertekan karena pemikiran yang rasional pada tugas.

Motivasi Berprestasi

Lulus, berprestasi dan membanggakan orang tua menjadi motivasi siswa dalam menghadapi ujian. Aspek penting dalam berprestasi adalah berusaha. Berkaitan erat dengan konsep penyebab internal dan eksternal dari perilaku adalah konsep tentang motivasi. Motivasi sendiri dibagi menjadi dua, motivasi intrinsic dan motivasi ekstrinsik.

Motivasi intrinsic (intrinsic motivation) adalah keinginan dari dalam diri untuk menjadi kompeten dan melakukan sesuatu demi usaha itu sendiri. Sedangkan motivasi ekstrinsik (extrinsic motivation) adalah keinginan untuk mencapai sesuatu dengan tujuan untuk mendapatkan penghargaan eksternal atau menghindari hukuman eksternal.

McClelland menggunakan istilah “N-Ach” yang merupakan kependekan dari Need for Achievement untuk istilah motivasi berprestasi (dalam Sri Mulyani Martaniah, 1983). N-Ach adalah kebutuhan yang memberikan motivasi bagi seseorang untuk melakukan hal-hal terbaik, dalam berbagai bidang kehidupan untuk membuat dirinya menjadi “berharga”. McClelland mengatakan, orang yang bermotivasi berprestasi tinggi mempunyai sikap positif terhadap situasi berprestasi. Dari uraian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa seseorang yang memiliki kecenderungan untuk meraih sukses yang kuat, berarti ia memiliki motivasi untuk berprestasi yang lebih kuat dibandingkan dengan motivasi untuk menghindari kegagalannya. Sebaliknya demikian juga seseorang yang memiliki kecenderungan untuk menghindari kegagalan yang kuat berarti memiliki motivasi untuk menghindari kegagalan lebih kuat dibanding dengan motivasi untuk meraih kesuksesan.

Apa itu motivasi ? motivasi bisa diartikan sebagai dorongan. Dalam psikologi, motivasi diartikan sebagai seluruh proses gerakan, termasuk situasi yang mendorong timbulnya kekuatan pada diri individu; siskap yang dipengaruhi untuk pencapaian suatu tujuan (Wulyo, 1990).

Pengaruh Achievement Motivation Training (AMT)

Model Pelatihan atau pendidikan pengembangan motivasi untuk berprestasi untuk siswa SMA dapat dilakukan dengan menggunakan Achievement Motivation Trainning. Salah satu kegiatan pelatihan peningkatan motivasi berprestasi (need for achievement) dalam diri seseorang. Pelatihan ini dikembangkan oleh Prof. McClelland dan Prof. Murray. Manfaat pelatihan ini adalah memberi kesadaran dan memberikan semangat pada seseorang untuk mengetahui potensi yang dimilikinya sehingga dapat berprestasi semaksimal mungkin.

AMT, dadasarkan pada teori-teori motivasi yang kembangkan oleh mcClland dan murry. Adapun kegitan tersebut dilakukan selama waktu tertentu (40 jam). Jumlah peserta dalam kegiatan pelatihan ini minimal sebanyak 5 orang  dan maksimal sebanyak 25 0rang.

Materi yang dilatihkan kegitan AMT ada beberapa antara lain: TAT (Tematic Apperception Test). pada meteri ini peserta dituntut kemampuan untuk mengapersepsikan gambar yang tersedia. Kuesionar analis kerja, dalam materi ini dilihat kemampuan peserta dalam, merespon hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan. Kuesioner reaksi sosial, sama seperti kuesioner analisis kerja titik bedanya pada permasalahan yang lebih bersifat pada hubungan sosial. Kuesioner motivasi. Ting tess Game dan  game, menekan kepada permainan tentang kemampuan menetukan tingkat keberhasilan dan pengenalan diri (egg game).

 

  1. H.      METODE PENELITIAAN
    1. Tekhnik Penelitian

Teknik pendekatan pada penelitian ini merupakan quasi eksperiment dengan desain penelitian the group design with pretest and posttest (Cook & Campbell, 1979), yaitu bagian dari desain eksperimen dua kelompok (between subject design) yang dirancang dengan membagi subjek secara random ke dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen adalah kelompok yang berada dalam kondisi eksperimen yang menerima manipulasi eksperimen, sedangkan kelompok kontrol adalah kelompok yang berada dalam kondisi kontrol yang digunakan untuk menentukan nilai dan variable tergantung tanpa manipulasi eksperimental dari variabel bebas. Kelompok kontrol mengikuti prosedur yang sama dengan kelompok eksperimen, kecuali dalam hal manipulasi eksperimental. Dengan pertimbangan etis, kelompok kontrol akan mendapatkan manipulasi setelah penelitian dilakukan, sehingga disebut sebagai waiting-list group (Myers & Hansen, 2002).

  1. Identifikasi Variabel

Variabel perlakuan                       : Pelatihan  AMT

Variabel tergantung                     : Kecemasan menghadapi UAN

  1. Rencana Penelitian

Desain penelitian pre test post test control   digambarkan sebagai berikut:

KE O1  X O2              

KK O1    O2                                            (Cook & Campbell, 1979)

Keterangan:

KE : Kelompok eksperimen

KK : Kelompok kontrol

O1 : Pre test, yaitu skor skala kecemasan awal

O2 : Post test, yaitu skala kecemasan akhir

X : Perlakuan yaitu pelatihan AMT

Alat atau Materi

  • Skala Kecemasan terhadap UAN

Alat ukur yang digunakan untuk mengungkap kecemasan dalm penelitian ini adalah angket keceamasan terhadap Ujian Akhir  Nasional. Angket ini disusun berdasarkan tiga aspek yaitu gangguan kognitif, emosi dan fisiologis yang terdiri dari 42 aitem.

  • Persetujuan Subjek penelitian

Subjek diminta menandatangi surat persetujuan sebelum mengikuti prosedur penelitian (inform consent), sebagai bukti bahwa subjek tidak keberatan mengikuti penelitian. Sebelum menyetujui keikut sertaanya dalam penelitian, penelitian menjelaskan lebih dahulu mengenai apa yang harus dilakukan, serta konsekuensi yang akan diterima subjek. Penelitian juga memberikan surat persetujuan mengikuti penelitian kepada orangtua subjek.

  • Lembar kerja (work sheet)
  • Lembar observasi yaitu lember observasi terhadap subjek dan ketika subjek dalam kelompok.
  • Lembar evaluasi terhadap kegiatan pelatihan AMT
  1. Tekhnik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dua pengumpulan data yaitu dari data fsikologis dan psikologis. Perubahan fsikologis dan prilaku dilakukan dengan metode observasi dilakukan oleh sebgai observer/Team. Data psikologis didapatkan dari skala kecemasan menghadapi UAN yang disusun oleh penulis sendiri dengan menggunakan indikator-indikator kecemasan dalam menghadapi UAN.

  1. Tekhnik Analisis

Tekhnik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistic parametric, yaitu uji t dengan bantuan program SPPS versi 17.00 for windows. Sebelum dilakukan uji hipotesis, data yang diperoleh ditabulasikan dandikenai uji asumsi terlebih dahulu, yaitu uji normalitas dan homogenetis.

  1. I.       JADWAL KEGIATAN
Kegiatan

BULAN

1

2

3

4

MINGGU

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
  1. Rapat koordinasi

(Penyusunan Program)

  1.  Survei Lapangan  dan Surat perjanjian
  1. Penyusunan skala
                               
  1. Pemberian skala
  1. Pelaksanaan
  1. Evaluasi kegiatan
  1. Analisis Data
  1. Penyusunan Laporan

  

  1. H.    Rancangan Biaya
NO NAMA VOLUME Harga Satuan (Rp) TOTAL(RP)
Konsumsi Rapat Koordinasi  dan Penyelengara Hari H
Team PKM 5 Orang

20.000,00

100.000,00

Pembicara 2 Orang

1.000.000,00

2.000.000,00

Konsumsi Pembicara 2 Orang

15.000,00

30.000,00

Konsumsi Peserta 20 Orang

10.000,00

200.000,00

Konsumsi Guru   5 Orang

10.000,00

50.000,00

Sewa Gedung

1.000.000,00

Total

3.380.000,00

 Sekretariatan
1 Pembuatan Proposal

­_

_

150.000,00

2 LPJ Proposal

­_

_

150.000,00

3 Photocopy

_

50.000,00

50.000,00

4 Lembar ederan koesioner 100 lembar

50.000,00

500.000,00

 

850.000,00

Perlengkapan
1 Transportasi

150.000,00

300.000,00

2 Komunikasi

50.000,00

50.000,00

5 Spanduk

1

150.000,00

150.000,00

6 Badrow

1

70.000,00

70.000,00

7 Sound Sytem

1 unit

500.000,00

500.000,00

8 souvenir

3 Buah

120.000,00

360.000,00

Subtotal

1.830.000,00

Tabel 3. Rancangan biaya lain-lain

NO Urain kegiatan Volume Harga Satuan (Rp)

Total (Rp)

1 Dokumentasi

1

100.000,00

100.000,00

Biaya tidak terduga

500.000,00

Total (Rp)

650.000,00

Tabel 5. Total Pengeluaran

NO Kebutuhan Biaya  (Rp)
1 Rapat Koordinasi dan pembuatan program

3.380.000,00

2 Sekretariatan

850.000,00

3 Perlengkapan

 2.830.000,00

Biaya tidak terduga

650.000,00

Total (Rp)

 7.710.000,00

Tabel 6. Sumber Pemasukan

  1. J.      Daftar.Pustaka

V. Mark Durand, David H. Barlow. 2006. Intisari Psikologi Abnormal. Yogyakarta ; Pustaka Pelajar.

Endang Sri Astuti dkk. Bahan Dasar Pelayanan Konseling pada Satuan Pendidikan Menengah Jilid I : Grasindo

Santrock, John W (2003). Adolescence Perkembangan Remaja edisi 6. Jakarta : Erlangga

Wulyo (1990). Kamus Psikologi. Jawa Timur; Bintang Pelajar

Atkinson, R.L dkk. 2002. Pengantar Psikologi. Jilid 2. Batam: Interaksara

Chaplin, J.P. 2006. Kamus Lengkap Psikologi. Penerjemah: Kartini Kartono. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Durand. 2006. Intisari Psikologi Abnormal. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Astuti Sri Endang, dkk. 2005. Bahan Dasar untuk Pelayanan Konseling pada Satuan Pendidikan Menengah Jilid I. Yogyakarta : Grasindo

Safaria, T & Saputra, N.E. 2009. Manajemen Emosi. Jakarta: Bumi Aksara

Walgito, B.2003. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Ofset

http://edukasi.kompas.com/read/2012/10/13/16263865/Mendikbud.Cemas.Menghadapi.UN.Itu.Baik


 

L. LAMPIRAN

Daftar Biodata Ketua :

  1. Identitas diri

Nama lengkap               : Dyska Dilla Febriana

Tempat,  tanggal lahir   : Bantul, 12 Februari 1993

NIM                              : 11013288

Fakultas/Program          : Psikologi

Alamat                          : Sunten Baru RT 08 RW 32 No.86

Banguntapan . Yogyakarta

Telpon/e-mail                : 089654471251/dyskaadilla@ymail.com

Waktu kegiatan             : 12/Minggu

  1. Pendidikan
NO Nama Tempat Tahun Jurusan
1 TK Pamardisiwi

Yogyakarta

1998

2 SD Sekarsuli II

Yogyakarta

1998-2004

3 SMP 2 Banguntapan

Yogyakarta

2004-2007

4 SMA 1 Banguntapan

Yogyakarta

2007-2010

IPA

5 Universitas Ahmad Dahlan

Yogyakarta

2011

Psikologi

                                                                                       Yogyakarta, 1 Juni 2013

Ketua,

(Dyska Dilla febriana )

NIM. 11013288

 Daftar Riwayat Hidup Anggota I

  1. 1.  Identitas Ketua

Nama lengkap               :  Amiruddin

Tempat,  tanggal lahir   : Sungai Guntung, 27 Januari 1991

NIM                              : 11013226

Fakultas/Program          : Psikologi

Alamat                          : Gendeng GK 4/495 RT066 RW 017. Baciro,   ..Gondokusuman . Yogyakarta

Telpon/e-mail                : 087893023362/andiamir@gmail.com

Waktu kegiatan             : 12 jam/minggu

  1. Pendidikan
NO

Nama

Tempat

Tahun

Jurusan

1

SDN 1 Kateman Indragiri Hilir (Riau) 1997-2003

2

MTs- Tsanawiyah Indragiri Hilir (Riau) 2003-2006

3

SMAN 1Kateman Indragiri Hilir (Riau) 2006-2009

IPA

4

Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta

2009

Psikologi

Yogyakarta, 5 Juli 2013

Anggota I

(Amirruddin)

NIM. 11013226

Daftar Riwayat Hidup Anggota II

  1. 1.  Identitas Ketua

Nama lengkap               :  Riansah

Tempat,  tanggal lahir   :  Palembang, 31 Desember 1990

NIM                              :  11013234

Fakultas/Program          :  Psikologi

Alamat                          :  Jln. Janti Kanoman No. 220 RT.07 RW.020                         Banguntapan Bantul Yogyakarta 55198

Telpon/e-mail                :  085267150577 / 085743214556

Riyansah31@yahoo.co.id

Waktu kegiatan             :   12 jam/minggu

  1. Pendidikan
NO

Nama

Tempat

Tahun

Jurusan

1

SD Minu Rawa Bening OKU-Timur (Palembang) 1997-2003

2

MTs- Rawa Bening OKU-Timur (Palembang) 2003-2006

3

SMK YP Palembang Palembang 2006-2009

IPA

4

Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta

2009

Psikologi

Yogyakarta, 5 Juli 2013

Anggota II

(Riansah)

NIM. 11013234
Daftar Riwayat Hidup Dosen Penda
mpin

  1. Identitas diri

Nama lengkap/Gelar     :   Fuadah Fakhuruddiana,S.Psi.,M.Psi

Tempat,  tanggal lahir   :

Golongan Pangkat/NIY            :  60090567                            

Fakultas/Program          : Psikologi

Perguruan Tinggi          : Universitas Ahmad Dahlan

Alamat Instansi             : Jl.Kapas 9, Semaki. Umbulharjo. Yogyakarta

Alamat Rumah              : Jl.Srikaya No.32. Wirokerten Baguntapan.

………………………….Kota Gede. Yogyakarta

Bidang Keahlian           :

Telpon/e-mail                :

Waktu kegiatan PKM   :  12 Jam/ Minggu

  1. Pendidikan
NO Nama Tempat Tahun Jurusan Gelar
1
2
3
4
5
6

Yogyakarta,  5 Juni 2013

Dosen Pembimbing

 

                                                                                                                                                                        Fuadah Fakhuruddiana,S.Psi.,M.Psi)

                                                                                                                 NIY. 60090567

 

SWOT (Tentang diri saya)

DSC_0097

CITA-CITA : LEGTURE

1. KEKUATAN (S)

  • Semangat
  • Ingin Belajar
  • Ingin berproses
  • Memiliki mimpi yang tinggi
  • Yakin dengan the power of dream

2. KELEMAHAN (W)

  • Suka mengambil keputasan sendiri
  • Ambigu
  • Verbal jelek
  • Pelupa
  • Kritis
  • Ceroboh

3. KESEMPATAN (O)

  • Peluang rizki banyak
  • Bisa Kuliah
  • Bisa belajar tentang organisasi yang baiK
  • Diberi kesehatan

4. ANCAMAN (T)

  • Banyak Persaingan lebih hebat dari saya
  • Kurang fokus dalam mengejakan tugas
  • Banyak yang iri hasil prestasi yang saya dapa

DAFTAR PKM K LOLOS DI DANAI DIKTI 2013

DAFTAR PKM KEWIRAUSAHAN LOLOS DIDANAI DIKITI 2013

  1. Perpustakaan Angkringan Sebagao Metode Meningkatkan Loyalitas Pelangan UAD/ PSikologi/AMIRUDDIN
  2. Mendaur Ulang Helem Bekas serta memnafaatkan Potongan Kain Batik dan menciptakan Helem Pendingin Kepala dengan Kapas Jeli/ UAD/Psikologi/Amiruddin
  3. NUGET  UM2GI (Unik, Murah, bergizi )Inovasi Bisnis Pangan : Nuget belut unutk Mneingkatkan Nilai Ekonomi  Belut dan  Gizi) Masyarakat.
  4. Bisnis Jejaringan Sosial Kost dan Kontrakan Sebagai Usaha Kreatif PusatPetedia sebagai Usaha Kreatif Pusat Penyedia Informasi Hunian di Daerah Lingkaran Kampus IPB Darmaga (Tommy >IPB)
  5. Study Of Raising With Ganesha (Surga) Sebagai Lembaga Privat Berbagai Keislaman yang menjadi alternative Pengembagan Bidang keilmuan mahasiswa di kota bandung (Dicky – ITB)
  6. JIN BABEKU (Kreasi Tas Berbahan Baku) celana /Rok Jeans Bekas (Ali > ITSN)
  7. Produk Kreatif Madura (PKM) ; Buah tangan kerajinan dengan Konsep Useful Function Berbasis Etnik Khas Madura Berbahan Dasar Limbah Kayu. (Galih > ITSN)
  8. Pruduksi Lampu Hias Berbentuk Candi Sebagai Peluang Usaha Bernilai Seni dan Kreatif/ ISI/Apri Susanto
  9. Meja Ornamen, Perpaduan Teknik Batik dan Mabel/ISI/Bayu Febri Hermawan
  10. “TASTO” Tas dan Alas Laptop Ergonomis yang Multifungsi untuk Meningkatkan kenyamanan dalam Menggunakan Leptop/ITB/Aldi Perdana

my discription

amiruddin11013226

DISKRIPSI TENTANG SAYA

Nama lengkap saya Amiruddin. biasa dipanggil amir,andi atau egal (pemberian dari teman saya dan Andi (Pemberian dari teman saya juga kebetulan sama-sama pengurus TBM Taman Bacaan Masyarakat). Usia 22 tahun.  waktu saya kecil saya udah memiliki jiwa usaha seperti membantu bapak saya jualan hasil dari kebun seperti pisang, Ubi, dan Jagung dan ditambah lagi waktu muda bapak saya seorang pedangkang atau pedagan. Untuk memulai usaha sendiri dalam cerita history is success saya menceritakan panjang lebar tetang saya inti dari cerita itu bermulas waktu SMP/MTs-Ti, saya memeulai usaha mencari uang dengan niat saya ingin membeli mobil tamia saya yakin tidak mungkin orang tua saya mampu mebelikan mainan tersebut akhirnya harus berusaha sendiri.

Waktu SMA saya mulai mencari   uang sendiri untuk membeli kebutuhan pribadi tampa harus minta uang dengan orang tua, terutama ketika hari raya. Pada saat itu saya pernah berjualan baju, kerudung dan peralatan pakaian muslim serta masih…

View original post 453 more words

Succes History is My Father

Ayah_Ku Seorang Pelaut dan Pemimpin

my FamilyAbdul Kahar Muzakkar  lahir di LanipaKabupaten Luwu24 Maret 1921 – meninggal 3 Februari 1965 pada umur 43 tahun; nama kecilnya Ladomeng) adalah seorang figur karismatik dan legendaris dari tanah Luwu, yang merupakan pendiri Tentara Islam Indonesia di Sulawesi. Ia adalah seorang prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang terakhir berpangkat Letnan Kolonel atau Overstepada masa ituIah tidak menyetujui kebijaksanaan pemerintahan presiden Soekarno pada masanya, sehingga balik menentang pemerintah pusat dengan mengangkat senjata. Ia dinyatakan pemerintah pusat sebagai pembangkan dan pemberontak. Pada awal tahun 1950-an ia memimpin para bekas gerilyawan Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara mendirikan TII (Tentara Islam Indonesia) kemudian bergabung dengan Darul Islam (DI), hingga di kemudian hari dikenal dengan nama DI/TII di Sulawesi Selatan dan Tenggara (http://id.wikipedia.org). Pada  saat itu terjadi peperangan gerilyawan yang sangat luar biasa sekali dimana presiden soekarno memita TNI atau tentara Indonesia untuk mengahabis oleh para pembrontak Makassar.  Setelah terjadinya pertemputran Abdul Kahar Muzakkar atau nama panggilan Muzakkar meminta pasukan yang masih hidup untuk mencari pasukan tambahan kepada masyarakat Bone. Disinilah terjadi pemaksaan gerilyawan kepada masyarakat Bone. Paksaan demi paksaanpun terjadi. Mendengar berita itu ayah saya bersama keluarga merancanakan untuk melarikan diri karna takut diminta jadi pasukan gerilyawan. Ditengan malam diwaktu bulan purnama ayah saya bersama keluarga melarikan diri menggunakan perahu kecil. Setelah beberapa kemudian. Tibahnya di Makassar ayah saya langsung melanjutkan kapal penisih dengan tujuan pulau Sumatra. Kapal penisi tersebut yang memiliki ciri khas dari Makassar. Tampa mesin hanya menggunakan  bentang layar dibantu tiupan angina. Untuk menuju ke Sumatra butuh waktu 30 hari pagi, siang, malam, hujan dan panas  perlu jiwa kesabaran daya juang yang tinggi  untuk tiba disana.

Tibanya di Pulau Sumatra hal yang dilakukan ayah saya bagaimana cara bisa bertahah hidup di kampung orang  dengan kondisi hutan yang masih rimbun, masih banyak binatang buas yang masih berkeliaran serta  jumlah masyarakat masih sedikit, kata ayah saya “ tidak ada pilihan, seandainya kalau ada tempat nyaman saya kan pindah dari tempat seperti ini. “ lanjut berkataan saya utnk memulai sesuatu perlu rintangan dan perjuangan begitu besar untuk bertahahn hidup”. disinilah keluarga saya harus memulai dari awal “membuat, membangun, masa akan datang. Berjalannya dengan waktu ayah saya memulai awal hidupnya dengan bercocok tanam dengan cara menebang hutan,  “pergi pagi pulang malam”  inilah yang dilakukan ayah saya selama 3 tahun selogan ayah saya” dek eloka mapisau, kalau degage pegakana” artinya tidak mau berhentu sebelum meraihnya”. Beriring dengan detik menuju menit berganti jam berubah menjadi satu jam berlanjut menjadi hari, minggu, bulan sampai dengan tahun, setalah itu ayah saya melanjutkan dengan bercocok tanam seperti sayuran,  buah-buahan. Dari hasil sinilah keluarga saya bisa bertahan hidup, walaupun dengan seadanya.

Beberapa tahun kemudian sedikit demi sedikit keluarga saya  membuka lahan tanah besar-besaran dengan tujuan nantinya akan ditanam pohon kelapa. Ia tapi butuh bertahun-tahun untuk melukan hal seperti itu, karna melihat peralatan masih seadanya. Pada suatu ketika ayah saya beristirahat di bawah pohon sambil istirahat merasakan hembusan angina sambil terduduk santai. Sedikit terlintas dalam pikiran sang ayah dengan tetesan  keringat berjatuhan ditanah seperti hujan gerimis,  ayah saya berkata “Jika saya menanam pohon dari sekarang di akhir kelak suatu saat anak-anak saya akan merasakan jeri payah saya” kata-kata ini di tujukan kepada anaknya masih kecil belum sekolah pada saat itu saya juga belum lahir.  Walupun pada saat itu saya tidak ada, Saya yakin kata-kata ini terlahir dari  perjuangan seorang ayah untuk masa depan anak-anaknya diakhir kelak. Karna ayah saya hanya sebentar merasakn banku sekolah ‘kata ayah saya: “pada suatu saat ketika anak-anakku udah dewasa tidak harus merasakan lagi kondisi seperti ini cukup hanya saya’ “kata ayah saya”. salama proses perjalan ini begitu banyak rintangan yang harus dihadapi misalnya saat pergi kekebun ketemu harimau, ular. inilah hidup sesungguhnya  dalam proses meraih kesuksesan tidak pernah mengoyahkan kaki untuk mundur.

Beberapa tahun kemudian Ayah yang sangat tegar dengan profesinya seorang tani kurang lebih hampir 20 tahun. Satu persatu anaknya  masuk sekolah ada yang di SMA, SMP, dan SD. Pada saat itu belum banyak penghasilan lebih tapi hanya bisa cukup untuk biaya makan sehari-hari dan biaya sekolah. Pada suatu hari abang kandung saya yang paling tua mau melanjutkan  kuliah. Sempat binggung giman mencari biaya. Hasil kebun kelapa belum terlalu banyak akhirnya. Akhirnya apa mau dikata akhirnya abang saya harus kembali lagi kekebun untuk mengumpulkan biaya kuliah, disinilah abang saya melihat kesungguhan niat kuliah yang sanggat tinggi. Selama 1 tahun abang saya selalu ikut kemanapun ayah saya pergi. Dan tidak lama kemudian ada panggilan dari keluarga dari Makassar untuk menyuruh kuliah di Makassar dan abang saya tidak berpikir panjang langsung berangkat, karna uang tabungannya udah ada. Dari sinilah saya merasakan betapah semangat juang abang saya untuk melanjutkan kuliah, dan mulai pada saat itu saya menanam kan hati saya untuk bisa seperti abang saya untuk melanjutkan kuliah, kalau meliaht masa lalu tidak bisa dibayangkan, karna  begitu banyak tetesan keringat berjatuhan ketika berkerja”. Tapi tetesan itu mampu menggubah kondisi hidup yang lebih baik lagi ,  kalau dipikir jadi lucu juga, karna mengigat dulu merasakan panasnya trik matahari menghayungkan tangan sambil berkipas mengunakan topi dengan berbahan bamboo, sekarang berubah menjadi dingin dengan kipasan  uang sendiri, “tidak ada rasa kesombangan semua itu” tapi itu yang rasakan sekarang.

Sungguh terharu melihat masa lalu, tetapi itu lah hasil dari jeri payah untuk melakukan perubahan. Disinilah akhir dari prodisasi, merasakan dari hasil jeri payah dulu dulu menanam sekarang memetik. Banyak terjadi perubahan dari keluarga saya. karna satu persatu saudara kandung saya pindah tempat ketempat yang lebih baik lagi. Rasa semangat ingin merubah profesi menjadi lebih baik lagi. Dulunya setiap pagi untuk menuju kekebun harus membawa parang, sekarang berubah ketika mau berangkat kuliah membawa buku dan pulpen dan canggihnya zaman sekarang cukup membawa Lepi/Leptop semua materi pelajaran bisa tersimpan dalam suatu bentuk.

Genap berumur 50 tahun ayah saya. Disetiap langkah demi langkah membayangkan bagai mana aku bisa kesana? “Kata ayah saya. Tetapi sebuah impian, sebuah niat yang baik itu, tidak ada yang mustahil ‘jika kita melaksankan suatu pekerjaan dengan sungguh  suatu usaha pasti akhir nya, karna tuhan itu “tidak buta”. Akhirnya ayah saya berangkat untuk menunaikan panggilan oleh Allah SWT yaitu ketana suci. Impian ayah sayapun tercapai.

Saya tergerak dari penasaran

saya anak ke-4 dari 5 bersaudara. Saya disering dikatakan anak tengah. Dimasa kecil saya terkenal sangat superior yaitu : bandel, tidak mau dengan kata orang tua, selalu dimarahin, sering dipukul karna bermain sampai malam,  ia wajar tidak ada hari tampa ocehan dari ibu saya. “ya itulah saya waktu kecil”, ia masa kecil emang sih masa bermain paling menyenangkan. Tapi dimasa ini tidak ada terlalu di banggakan buat saya,  hanya ada omelan yang saya dapatkan, pada suatu  waktu kecil,  ayah saya sering mengajak kekebun  untuk menemaninya, kegiatan satu ini senang sekalia, karna di hutan saya bisa bermain seperti di dalam filem main tarzan- tarzanan. Saya menghabiskan waktu saya sebelum saya masuk sekolah SD.

Hal yang  menarik masa SMP pada duduk di kelas 1 yaitu: melihat teman-teman punya mobil-mobilan, saya kepingin juga memiliki seperti tapi, karna keluarga bukan orang yang mampu untuk membeli seperti itu. Keinginan saya tetap harus memiliki mobil mainan itu. Saya temui ibu saya untuk membelikannya. Ibu saya berkata dari mana kita ingin membelinya. Tidak lama kemudian menatap wajah saya sambil tersenyum “akhirnya ibu saya berkata kalau kamu ingin membeli mobil itu “kamu harus membantu ibu kekebun” dan saya melanjutkan pembicaraan itu, “butuh berapa bulan saya mendapat mobil tersebut”?? 3 bulan nak karna kita harus menanam pisang dulu,  setelah itu buahnya baru  dijual“Kata Ibu saya”. Disinilah saya termenung untuk membeli barang kesukaanku saya harus mencarinya dulu”.  Tapi saya tidak pernah putus asah demi mendapatkan yang aku inginkan. Berawal dari sini saya udah terdorong untuk mencari uang sendiri demi barang yang aku inginkan. Berawal dari sinilah, apa yang saya inginkan berusaha terus untuk mengumpulkan uang. Setiap liburan sekolah saya harus kekebun untuk membantu ayah, apa bila buahkelapa panen saya harus membantu ayah saya, kemudian uangnya saya pakai untuk peralatan sekolah dan sisanya saya tabung, harapannya ketika saya sekolah saya harus punya kendaraan sendiri, karna jika masuk SMA saya harus berjalan  kaki samapai 3 KM dari rumah menuju kesekolah. Inilah yang terlintas dalam pikiran saya udah harus memikirkan kedepannya.

Masa sangat yang sangat rentang yaitu dimasa SMA. Dimasa tersebut banyak orang mengalami krsis identitas. Dimasa ini juga  disebut juga gejelok yaitu kegaluan. Bagi masa ini tidak terpenting bagi saya, karna apa yang saya inginkn dan bermafaat bagi saya  untuk masa depan saya. Kembali lagi dimasa SMA pada awalnya orang mengenal saya orang yang pendiam, tidak banyak berbicara, apa yang saya  lakukan tampa harus berbicara dulu, itulah saya pada SMA.

Setiap hari menuju kesekolah saya harus berjalan kaki, kebetulan sekolah SMA satu-satunya dikampung saya dan letaknya jauh dari kota, saya akui SMA saya tidak terlalu bagus, tidak begitu banyak ruang kelas  dan pasilitas juga terbatas misalnya ruang Leb tidak ada ruang computer, ditambah lagi mau masuk sekolah harus ada kelas pagi dan siang dengan alasan siswa terlalu banyak dan ruang kelas hanya terbatas. Itulah kondisi sekolah SMA saya yang  serba kekukarangan.

Pada suatu ketika, ketika saya berangkat kesekolah pada hari senin dan jumat saya harus datang dua kali, kalau senin paginya harus upacara kalau jumat ada pengajian di masjid sekolah dan siang saya harus masuk sekolah. Itu lah yang saya lakukan setiap harinya. Ada suatu kejadian saya masih ingat sekali ibu saya pernah memarahi saya “ sampai-sampai dia bilang kamu pindah rumah aja, karna kalau berangkat siang  jam 9 malam baru nympa. Dan sayapun berkata “saya harus mampir dirumah teman gerjakan tugas kelompok kadang kalau kecapean jalan kaki saya harus mampir dirumah teman tidur dirumahnya inilah kegiatan saya selama satu tahun”. Pada suatu ketika ibu saya selalu memarahin saya setiap hari, pada saat libur sekolah saya udah membantu ayah dikebun, saya tidak harus diam saya harus punya selusi dan saya terpikirkan saya harus mempunyai motor sendir gimana pun carannya harus tetap memndapatkannya, walaupun saya harus banting tulang untuk menabung beli motor.

Pengalaman saya waktu yang menarik juga pada kelas 1 SMA, kebetulan saya punya teman orang padang,  ketika bulan puasa  saya diajak untuk jualan barang dagagan bapaknya dan sayapun menerima tawaran itu. Emang tidak terlalu banyak yang saya dapatkan sekurangnya celana dan baju saya tidak harus membelinya lagi untuk saya pakai pada saat lebaran. Dan pada tahun berikutnya juga bulan puasa juga saya disuruh menjalankan usaha teman tapi asalnya dari jambi. Setiap hari saya harus mempersiapkan barang saya jual sebelum jam 4 sore saya harus meminta ibu saya membuatkan bekal untuk berbuka puasa. Karna temapt yang saya akan jualan seberang kampung jadi saya harus menyuruh ibu saya untuk memasakannya selain itu juga biar aga irit yang saya jual pasti kebutuhan untuk hari raya seperti: kerudung, baju kokoh, parpum dan kopiah. Inilah hari-hari saya kalau mengisi hari libur. Sungguh membanggakan bagi saya, karna apa yang saya inginkan dari hasil keringat sendiri, tanpa harus meminta dari orang tua. “ sejeleknya yang saya miliki, tapi hasil jeri payah sendiri.

Sedikit cerita lucu dari sekolah saya, saya masih ingat itu. Ketika saya ingin masuk ke IPA biasanya disekolah lain yang terkenal dan sekolah favorite, jika mau masuk IPA harus dites dulu pertama dilihat dari raportnya apakah pernah pernah peringkat 10 besar didalam kelasnya dan kemudian harus di tes inteligensi dan juga harus di tes minta juga kira-kira siswa tersebut pantas apa tidak masuk kejurusan IPA. “ inilah proses yang sering dilkukan di SMA pada umumunya. Tapi beda dengan sekolah saya yang ingin masuk ke IPA adalah awalnya prestasi dalam itupun hanya formalitas juga, paling ditanya sama guru apa motivasi kamu ingin masuk IPA? “hanya itu pertanyaanya. Tidak ada tes yang lain untuk melihat kemampuan seseorang hanya berdasarkan niat saja. Suatu ketika sekolah saya direnopasi jadi banyak tumpukan-tumpukan barang-barang seperti papan, kayu, dan seng. Pada saat itu saya lewat diruang kepala sekolah dan wali kelas saya memanggil saya, amier bisa gobrol bentar, ia ibu “kata saya”. Kemudian ibu saya bertkata, kamu mau masuk IPA tapi kamu harus menolong ibu, dan saya menjawab saya mau sekali ibu, “ saya minta kamu menggangkat barang-barang yang didepas sekolah dan kamu juga bisa ajak temanmu juga apa lagi yang mau masuk IPA kamu bisa ajak juga.” Kata wali kelas saya”. Tampa pikir panjang saya langsung mau. Akhirnya saya memanggil teman-teman saya untuk menggankat barang tersebut. Disinilah keunikan di SMA saya, ingin ke-IPA tidah harus dilihat dari mata pelajaran. “itulah SMA yang serba kekurangan,tapi saya tetap bangga, karna masih bisa sekolah.

Berada di kelas 3 adalah dimana sebagai penentu masa depan saya untuk melanjutkan pendidiikan berikutnya,  jujur selama kelas 1 dan 2 SMA saya tidak pernah serius untuk belajar dan saya lebih banyak menghabiskan untuk bermain dan berjulan. Tapi ketika di kelas 3 saya udah mulai fokus dengan belajar. Tapi saya punya niat atau cita-cita saya harus menjadi seorang angkatan laut dengan alasan banyak duit dan bisa keliling dunia selain itu saya tidak mau yang namanya kuliah atau menjadi mahasiswa. pada suatu ketika kebetulan saya memiliki abang kandung anak ke-2 yang juga barengan lulus sekolah, tapi saya bingung apa yang saya harus lakukan tidak mungkin kedua-duan bersamaan untuk melanjutkan kuliah dari mana uangnya. Akhirnya setelah saya megobrol dengan ibu saya. Saya berkata” biar saya aja mengalah dengan abang saya, walaupun bapak saya tidak mendukung karna dengan alasan abangku sangat bandel dan dikenal seorang preman mana munkin nita mau kuliah. Terus saya berkata dengan ibu saya”: kalua dia tidak kuliah pasti dia tambah pereman lagi karna tidak ada kativitas positif dan juga kalau dia kuliah barang kali ada sedikit perubahan pada dia” kata saya. Dan ibu saya menjawab oke kalau itu menjadi keputusanmu. Setelah penerimaan kelulusan abang saya langsung berangkat ke Makassar. Dan saya akhirnya harus megalah demi abang saya, ia walaupun niatuntuk melanjutkan cita-cita saya sangat tinggi. Dan juga harus kembali lagi kekebun untuk membantu orang tua saya.

Selama 1 tahun saya menggangur dan membantu orang tua saya, banyak pergorbanan yang saya alami yaitu ketika saya bekerja dan menirama hasil jeri payah, “dan ibu saya berkata”: sebagian hasil kerjamu kamu kirimkan dulu untuk abang dan kaka kebetulan pada saat itu 2 abang saya dan kaka saya masih kuliah jadi mau gag mau saya harus membantunya pada hal uang yang saya tabung itu adalah untuk saya kuliah nanti. Sambil termenung melihat kondisi seperti ini”. Dan ibu saya berkata suatu saat ketika kamu kuliah kamu akan seperti  itu juga, giliran abangmu akan membantumu. Saya menjawab lagi. Ia ibu  sambil tersenyum”.

Pada suatu hari ketika saya duduk diatas jembatan tepat pada siang hari setelah pulang kerja, saya membayangkan sambil memandang langit dan panjangnya sungai”. Harus berapa lama lagi saya disini? Terus kapan aku bisa seperti teman-teman saya, padahal dia udah menikmati giman rasa kuliah itu. “sambil tersenyum melihat ikan-ikan di parit”. Dari saya merefleksi diri kalau seperti ini terus saya pasti menuruskan seperti bapak saya tidak ada henti pagi dan siang sampai sore berkerja, ya walaupun kerja yang paling hallal adalah petani tidak mengenal memakan uang orang. Jujur sebenarnya saya tidak kuat lagi harus seperti ini karna saya harus bekerja,  mengikuti kata orang tua yang udah terbiasa berkerja keras sampai-sampai  ketika setelah makan siang saya harus melanjutkan perkerjaan seolah-olah tidak ada istirah sampai keringat saya kering. “tapi saya tidak pernah geluh dengan semua itu.

Kuliah Di depan Mata

Pada suatu ketika  saya diberitahukan kepada teman saya untuk mengikuti tes akedemik pelayaran di Makassar pada bulan April. Setelah mendengar cerita ini saya merasa senang senang sekali, karena saatnya saya harus melakukan perubahan pada diri saya. Dan juga ayah saya mendengar berita tersebut senang sekali. Walaupun akhirny saya harus kekebun lagi, tapi saya berharap inilah yang terakhir kalinya. Kebetulan saya ada tawaran kerja sama paman saya untuk memanen buah kelapanya. Dan setelah saya piker saya terima tawarin tersebut karna buahnya sangat banyak dan uangnya juga pasti banyak dan akhirnya saya mengajak 1 orang teman lagi. Saya udah mempredisikan untuk memanennya butuh satu bulan pas dengan setelah memanen saya saya langsung berangkat.

Inilah perkerjaan yang paling lama saya rasakan karna biasanya satu minggu udah selesai tapi tidak apa-apa karna ini terakhir dan saya harus butuh uang banyak sekurang-kurang saya bisa tes kemana-mana. Saya masih ingat dengan teman saya kalau sekali masak hampir 2 Kg dan terkadang itu juga kurang dan harus masak lagi, karna melihat melihat kerja kita benar-benar membutuhkan energi yang sangat banyak dan menguras fisik.   Setiap jam 4 subuh saya harus bangun mempersipkan serapan pagi dan bekal kerja semua itu rutin saya lakukan. Saya berkerja sempat terjadi kebosanan dan sempat pingin marah karna sangkin capeknya. Karna kerja seperti ini tidak pernah mengenal panas, hujan tetap berkerja. Suatu ketika saat saya berkerja tampa disadari kelapa dari pohon  jatuh menimpa kepala saya dan saya langsun pingsang untuk saja teman saya melihatnya akhirnya saya digotong kerumah dan saya harus beristirahat 1 hari untuk tidak berkerja. Selama hampir satu bulan saya berkerja tiba saatnya saya menerima uang hasil kerja keras saya itu tandanya saya siap berangkat untuk kuliah. Menunggu 2 hari kajian saya, paman saya dari Yogyakarta menawarkan  saya untuk melanjutkan S1 di Jogja aja karna disana terkenal kota pelajar dan biaya hidup juga lebih, tapi saya tidak langsung memutuskan untuk kejogja dan saya harus mempertimbangkan dulu sampai gajian saya cairwalaupun teman saya kulaih dasan banyak tapi itu bukan alasan berti saya harus ikut dengan teman dan bisa  kumpul lagi, karna ketika saya melangkah  harus memiliki tujuan yang jelas untuk menentukan masa depan saya.

Penundaan 1 minggu

Pada suatu hari menjelang 1 hari mau berangkat semua persipan seperti kelengakapn persyartan dan barang-barnag bawaan siap berangkat. Di pagi hari adik saya perempuan kelas 1 SMS mendadak sakit perut dan kahirnya saya membawa kerumah sakit setelah tibanya disana saya ketemu dokter untuk mendiagnosakan adik saya sakit apa. Dan dokter itu serahkan kepada rumah sakit kemudain saya duduk diruang tunggu. Beberapa menit kemudian dokter minta kesaya orang tua kamu dimana? Saya menjawab ada dirumah dok, terus saya bertanya kembali kedokter “ada apa dengan adik saya dok…?? Terus dok menjawab adik kamu harus segera di operasi karna adik mu mengalami usus buntu dan segara di rujuk kerumah sakit, sambil mengelengkan kepala dokter pasti bohongkan karna adik saya sebelumnya baik-baik aja mana munkin langsung parah seperti itu” kata saya”. Dokter menjawab saya minta tolong orang tuamu datang secepatnya biar segera diproses. Dan saya tidak piker panjang langsung menelpon orang tua saya untuk datang kerumah sakit. setelah tibanya Bapak dan IBu saya ketemu dengan dokter, ada apa dok dengan anak saya? dokter menjawab anak ibu “usus buntu dan segera opresasi sekarang. Ibu saya sambil kaget menutu mulutnya. Mendegar kata jawaban dokter itu. Bapak saya tidak percaya, saya yakin dokter pasti salah diagnose kata Bapak saya. Dan dokter menjawab saya tidak mungkin salah pak. Kemudia dokter menjawab saya berikan waktu untuk memikirkan semua itu dan jangan terlalu lama karna anak bapak harus di rujuk segera.  Kemudian Bapak saya tidak mungkin harus berangkat sekarang mana kendaraan laut jam segini apa lagi butuh 4 jam kesana terkecuali itu harus dicatar dan ayah saya berkata saya yakin anak saya tidak terjadi apa-apa kalau ia pun mau dioperasi harus besok pagi. Kemudian keluarga saya berembuk lagi dengan dokter itu, saya bgomong dengan dok pak tidak bisa besok berangkatnya? Dok dengan tegas menjawab saya tidak menjamin anak untuk selamat kalau besok berangkatnya, akhirnya ibu saya bilang tidak apa-apa demi anak saya rela berapa pun biayanya untuk kesana terpentung anak saya selamat.

Tidak lama kemudian setelah magrib adik saya dibawak dengan ambulance menuju kepelabuhan dan bapak saya harus mencari speed bot untuk mencatar ke Batam. Dan yang berankat kesana adalah Bapak dan Ibu saya ditambah 2 perawat dari rumah sakit untuk menjaga adik saya. Setelah tiba disana adik saya langsung masuk keruang Intalasi diberi penanganan khusus. Dan keluarga saya sambil berdoa semoga tidak terjadi apa-apa. Beberapa jam kemudian dokter menyakan anak ibu tidak terjadi apa-apa apa lagi sampai harus di opersai. Mendengar ucapan itu Ayah saya langsung tersenyum tapi disisi lain Ayah saya mera kemarahan begitu besar karna salah mendiagnosa kepada adik saya. Tidak lama kemudiaa saya ditelpon adikmu tidak  ada apa-apa hanya sakit biasa. Wah saya langsung bilang ke Ayahku saya minta hasil diagnose untuk mempertanggungjawabkan hasil diagnosa yang salah itu kepada dokter jadul itu.

Beberapa hari kemudia adik saya pulang, dengan wajah tersenyum. Masalahnya tidak sampai disitu setelah kasus ini ayah saya harus mencari uang 15 juta untuk biaya catar boat kemarin dan ayah saya harus mengadaikan kebunnya untk membayarnya itu. Dan akhir saya harus tertunda 1 minggu untuk berangkat kuliah. Dan tidak lama kemudian paman saya yang dari Jogja menelpon gimana jadi kejoga? ” bertanya kesaya”. Terus saya menjawab ya udah om saya coba dulu ke Jogja kalau tidak cocok saya ke Makassar aja. Dan akhirnyapun saya berangkat ke Jogaj denga tidak terlalu banyak bawaan uang saku. Karna sebelumnaya ada masalah degan adik saya.

Banyak Belajar dari Kota Pendidikan

Hari pertama saya di Jogja, saya diajak dengan paman saya untuk berkeliling kota Jogja, tapi sedikit menantang karna sebelumsaya belum pernah membawak motor di kota Besar sebelumnya. Terus kata paman saya” kamu harus bisa, karna kamu kemana-mana harus sendiri. Kata saya menjawab” ya Om”. Pertama kali bawak motor adalah  Yang membuat ketakutan saya berhenti ditengah-tengah Tugu Jogja karna saya tidak melihat lampu merah lagi langsung bablas. Melihat itu paman saya langsung berhenti melihat saya berhenti di Tugu Jogja. Dan paman saya berkata “untung aja tidak ada polisi yang bertugas. Akhirnya saya selamat. Itu hari partama kali saya di Jogja. Hari-hari esok saya udah keliling Jogja sendiri tanpa harus ditemani dengan om.

Continue…

Succes History is My Father

Sang Ayah berjuang untuk Hidup’

Abdul Kahar Muzakkar  lahir di LanipaKabupaten Luwu24 Maret 1921 – meninggal 3 Februari 1965 pada umur 43 tahun; nama kecilnya Ladomeng) adalah seorang figur karismatik dan legendaris dari tanah Luwu, yang merupakan pendiri Tentara Islam Indonesia di Sulawesi. Ia adalah seorang prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang terakhir berpangkat Letnan Kolonel atau Overstepada masa ituIah tidak menyetujui kebijaksanaan pemerintahan presiden Soekarno pada masanya, sehingga balik menentang pemerintah pusat dengan mengangkat senjata. Ia dinyatakan pemerintah pusat sebagai pembangkan dan pemberontak. Pada awal tahun 1950-an ia memimpin para bekas gerilyawan Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara mendirikan TII (Tentara Islam Indonesia) kemudian bergabung dengan Darul Islam (DI), hingga di kemudian hari dikenal dengan nama DI/TII di Sulawesi Selatan dan Tenggara (http://id.wikipedia.org). Pada  saat itu terjadi peperangan gerilyawan yang sangat luar biasa sekali dimana presiden soekarno memita TNI atau tentara Indonesia untuk mengahabis oleh para pembrontak Makassar.  Setelah terjadinya pertemputran Abdul Kahar Muzakkar atau nama panggilan Muzakkar meminta pasukan yang masih hidup untuk mencari pasukan tambahan kepada masyarakat Bone. Disinilah terjadi pemaksaan gerilyawan kepada masyarakat Bone. Paksaan demi paksaanpun terjadi. Mendengar berita itu ayah saya bersama keluarga merancanakan untuk melarikan diri karna takut diminta jadi pasukan gerilyawan. Ditengan malam diwaktu bulan purnama ayah saya bersama keluarga melarikan diri menggunakan perahu kecil. Setelah beberapa kemudian. Tibahnya di Makassar ayah saya langsung melanjutkan kapal penisih dengan tujuan pulau Sumatra. Kapal penisi tersebut yang memiliki ciri khas dari Makassar. Tampa mesin hanya menggunakan  bentang layar dibantu tiupan angina. Untuk menuju ke Sumatra butuh waktu 30 hari pagi, siang, malam, hujan dan panas  perlu jiwa kesabaran daya juang yang tinggi  untuk tiba disana.

            Tibanya di Pulau Sumatra hal yang dilakukan ayah saya bagaimana cara bisa bertahah hidup di kampung orang  dengan kondisi hutan yang masih rimbun, masih banyak binatang buas yang masih berkeliaran serta  jumlah masyarakat masih sedikit, kata ayah saya “ tidak ada pilihan, seandainya kalau ada tempat nyaman saya kan pindah dari tempat seperti ini. “ lanjut berkataan saya utnk memulai sesuatu perlu rintangan dan perjuangan begitu besar untuk bertahahn hidup”. disinilah keluarga saya harus memulai dari awal “membuat, membangun, masa akan datang. Berjalannya dengan waktu ayah saya memulai awal hidupnya dengan bercocok tanam dengan cara menebang hutan,  “pergi pagi pulang malam”  inilah yang dilakukan ayah saya selama 3 tahun selogan ayah saya” dek eloka mapisau, kalau degage pegakana” artinya tidak mau berhentu sebelum meraihnya”. Beriring dengan detik menuju menit berganti jam berubah menjadi satu jam berlanjut menjadi hari, minggu, bulan sampai dengan tahun, setalah itu ayah saya melanjutkan dengan bercocok tanam seperti sayuran,  buah-buahan. Dari hasil sinilah keluarga saya bisa bertahan hidup, walaupun dengan seadanya.

 Beberapa tahun kemudian sedikit demi sedikit keluarga saya  membuka lahan tanah besar-besaran dengan tujuan nantinya akan ditanam pohon kelapa. Ia tapi butuh bertahun-tahun untuk melukan hal seperti itu, karna melihat peralatan masih seadanya. Pada suatu ketika ayah saya beristirahat di bawah pohon sambil istirahat merasakan hembusan angina sambil terduduk santai. Sedikit terlintas dalam pikiran sang ayah dengan tetesan  keringat berjatuhan ditanah seperti hujan gerimis,  ayah saya berkata “Jika saya menanam pohon dari sekarang di akhir kelak suatu saat anak-anak saya akan merasakan jeri payah saya” kata-kata ini di tujukan kepada anaknya masih kecil belum sekolah pada saat itu saya juga belum lahir.  Walupun pada saat itu saya tidak ada, Saya yakin kata-kata ini terlahir dari  perjuangan seorang ayah untuk masa depan anak-anaknya diakhir kelak. Karna ayah saya hanya sebentar merasakn banku sekolah ‘kata ayah saya: “pada suatu saat ketika anak-anakku udah dewasa tidak harus merasakan lagi kondisi seperti ini cukup hanya saya’ “kata ayah saya”. salama proses perjalan ini begitu banyak rintangan yang harus dihadapi misalnya saat pergi kekebun ketemu harimau, ular. inilah hidup sesungguhnya  dalam proses meraih kesuksesan tidak pernah mengoyahkan kaki untuk mundur.

Beberapa tahun kemudian Ayah yang sangat tegar dengan profesinya seorang tani kurang lebih hampir 20 tahun. Satu persatu anaknya  masuk sekolah ada yang di SMA, SMP, dan SD. Pada saat itu belum banyak penghasilan lebih tapi hanya bisa cukup untuk biaya makan sehari-hari dan biaya sekolah. Pada suatu hari abang kandung saya yang paling tua mau melanjutkan  kuliah. Sempat binggung giman mencari biaya. Hasil kebun kelapa belum terlalu banyak akhirnya. Akhirnya apa mau dikata akhirnya abang saya harus kembali lagi kekebun untuk mengumpulkan biaya kuliah, disinilah abang saya melihat kesungguhan niat kuliah yang sanggat tinggi. Selama 1 tahun abang saya selalu ikut kemanapun ayah saya pergi. Dan tidak lama kemudian ada panggilan dari keluarga dari Makassar untuk menyuruh kuliah di Makassar dan abang saya tidak berpikir panjang langsung berangkat, karna uang tabungannya udah ada. Dari sinilah saya merasakan betapah semangat juang abang saya untuk melanjutkan kuliah, dan mulai pada saat itu saya menanam kan hati saya untuk bisa seperti abang saya untuk melanjutkan kuliah, kalau meliaht masa lalu tidak bisa dibayangkan, karna  begitu banyak tetesan keringat berjatuhan ketika berkerja”. Tapi tetesan itu mampu menggubah kondisi hidup yang lebih baik lagi ,  kalau dipikir jadi lucu juga, karna mengigat dulu merasakan panasnya trik matahari menghayungkan tangan sambil berkipas mengunakan topi dengan berbahan bamboo, sekarang berubah menjadi dingin dengan kipasan  uang sendiri, “tidak ada rasa kesombangan semua itu” tapi itu yang rasakan sekarang.

Sungguh terharu melihat masa lalu, tetapi itu lah hasil dari jeri payah untuk melakukan perubahan. Disinilah akhir dari prodisasi, merasakan dari hasil jeri payah dulu dulu menanam sekarang memetik. Banyak terjadi perubahan dari keluarga saya. karna satu persatu saudara kandung saya pindah tempat ketempat yang lebih baik lagi. Rasa semangat ingin merubah profesi menjadi lebih baik lagi. Dulunya setiap pagi untuk menuju kekebun harus membawa parang, sekarang berubah ketika mau berangkat kuliah membawa buku dan pulpen dan canggihnya zaman sekarang cukup membawa Lepi/Leptop semua materi pelajaran bisa tersimpan dalam suatu bentuk.    

Genap berumur 50 tahun ayah saya. Disetiap langkah demi langkah membayangkan bagai mana aku bisa kesana? “Kata ayah saya. Tetapi sebuah impian, sebuah niat yang baik itu, tidak ada yang mustahil ‘jika kita melaksankan suatu pekerjaan dengan sungguh  suatu usaha pasti akhir nya, karna tuhan itu “tidak buta”. Akhirnya ayah saya berangkat untuk menunaikan panggilan oleh Allah SWT yaitu ketana suci. Impian ayah sayapun tercapai.

Saya tergerak dari penasaran

saya anak ke-4 dari 5 bersaudara. Saya disering dikatakan anak tengah. Dimasa kecil saya terkenal sangat superior yaitu : bandel, tidak mau dengan kata orang tua, selalu dimarahin, sering dipukul karna bermain sampai malam,  ia wajar tidak ada hari tampa ocehan dari ibu saya. “ya itulah saya waktu kecil”, ia masa kecil emang sih masa bermain paling menyenangkan. Tapi dimasa ini tidak ada terlalu di banggakan buat saya,  hanya ada omelan yang saya dapatkan, pada suatu  waktu kecil,  ayah saya sering mengajak kekebun  untuk menemaninya, kegiatan satu ini senang sekalia, karna di hutan saya bisa bermain seperti di dalam filem main tarzan- tarzanan. Saya menghabiskan waktu saya sebelum saya masuk sekolah SD.

 Hal yang  menarik masa SMP pada duduk di kelas 1 yaitu: melihat teman-teman punya mobil-mobilan, saya kepingin juga memiliki seperti tapi, karna keluarga bukan orang yang mampu untuk membeli seperti itu. Keinginan saya tetap harus memiliki mobil mainan itu. Saya temui ibu saya untuk membelikannya. Ibu saya berkata dari mana kita ingin membelinya. Tidak lama kemudian menatap wajah saya sambil tersenyum “akhirnya ibu saya berkata kalau kamu ingin membeli mobil itu “kamu harus membantu ibu kekebun” dan saya melanjutkan pembicaraan itu, “butuh berapa bulan saya mendapat mobil tersebut”?? 3 bulan nak karna kita harus menanam pisang dulu,  setelah itu buahnya baru  dijual“Kata Ibu saya”. Disinilah saya termenung untuk membeli barang kesukaanku saya harus mencarinya dulu”.  Tapi saya tidak pernah putus asah demi mendapatkan yang aku inginkan. Berawal dari sini saya udah terdorong untuk mencari uang sendiri demi barang yang aku inginkan. Berawal dari sinilah, apa yang saya inginkan berusaha terus untuk mengumpulkan uang. Setiap liburan sekolah saya harus kekebun untuk membantu ayah, apa bila buahkelapa panen saya harus membantu ayah saya, kemudian uangnya saya pakai untuk peralatan sekolah dan sisanya saya tabung, harapannya ketika saya sekolah saya harus punya kendaraan sendiri, karna jika masuk SMA saya harus berjalan  kaki samapai 3 KM dari rumah menuju kesekolah. Inilah yang terlintas dalam pikiran saya udah harus memikirkan kedepannya.

Masa sangat yang sangat rentang yaitu dimasa SMA. Dimasa tersebut banyak orang mengalami krsis identitas. Dimasa ini juga  disebut juga gejelok yaitu kegaluan. Bagi masa ini tidak terpenting bagi saya, karna apa yang saya inginkn dan bermafaat bagi saya  untuk masa depan saya. Kembali lagi dimasa SMA pada awalnya orang mengenal saya orang yang pendiam, tidak banyak berbicara, apa yang saya  lakukan tampa harus berbicara dulu, itulah saya pada SMA.

Setiap hari menuju kesekolah saya harus berjalan kaki, kebetulan sekolah SMA satu-satunya dikampung saya dan letaknya jauh dari kota, saya akui SMA saya tidak terlalu bagus, tidak begitu banyak ruang kelas  dan pasilitas juga terbatas misalnya ruang Leb tidak ada ruang computer, ditambah lagi mau masuk sekolah harus ada kelas pagi dan siang dengan alasan siswa terlalu banyak dan ruang kelas hanya terbatas. Itulah kondisi sekolah SMA saya yang  serba kekukarangan.

Pada suatu ketika, ketika saya berangkat kesekolah pada hari senin dan jumat saya harus datang dua kali, kalau senin paginya harus upacara kalau jumat ada pengajian di masjid sekolah dan siang saya harus masuk sekolah. Itu lah yang saya lakukan setiap harinya. Ada suatu kejadian saya masih ingat sekali ibu saya pernah memarahi saya “ sampai-sampai dia bilang kamu pindah rumah aja, karna kalau berangkat siang  jam 9 malam baru nympa. Dan sayapun berkata “saya harus mampir dirumah teman gerjakan tugas kelompok kadang kalau kecapean jalan kaki saya harus mampir dirumah teman tidur dirumahnya inilah kegiatan saya selama satu tahun”. Pada suatu ketika ibu saya selalu memarahin saya setiap hari, pada saat libur sekolah saya udah membantu ayah dikebun, saya tidak harus diam saya harus punya selusi dan saya terpikirkan saya harus mempunyai motor sendir gimana pun carannya harus tetap memndapatkannya, walaupun saya harus banting tulang untuk menabung beli motor.

Pengalaman saya waktu yang menarik juga pada kelas 1 SMA, kebetulan saya punya teman orang padang,  ketika bulan puasa  saya diajak untuk jualan barang dagagan bapaknya dan sayapun menerima tawaran itu. Emang tidak terlalu banyak yang saya dapatkan sekurangnya celana dan baju saya tidak harus membelinya lagi untuk saya pakai pada saat lebaran. Dan pada tahun berikutnya juga bulan puasa juga saya disuruh menjalankan usaha teman tapi asalnya dari jambi. Setiap hari saya harus mempersiapkan barang saya jual sebelum jam 4 sore saya harus meminta ibu saya membuatkan bekal untuk berbuka puasa. Karna temapt yang saya akan jualan seberang kampung jadi saya harus menyuruh ibu saya untuk memasakannya selain itu juga biar aga irit yang saya jual pasti kebutuhan untuk hari raya seperti: kerudung, baju kokoh, parpum dan kopiah. Inilah hari-hari saya kalau mengisi hari libur. Sungguh membanggakan bagi saya, karna apa yang saya inginkan dari hasil keringat sendiri, tanpa harus meminta dari orang tua. “ sejeleknya yang saya miliki, tapi hasil jeri payah sendiri.

Sedikit cerita lucu dari sekolah saya, saya masih ingat itu. Ketika saya ingin masuk ke IPA biasanya disekolah lain yang terkenal dan sekolah favorite, jika mau masuk IPA harus dites dulu pertama dilihat dari raportnya apakah pernah pernah peringkat 10 besar didalam kelasnya dan kemudian harus di tes inteligensi dan juga harus di tes minta juga kira-kira siswa tersebut pantas apa tidak masuk kejurusan IPA. “ inilah proses yang sering dilkukan di SMA pada umumunya. Tapi beda dengan sekolah saya yang ingin masuk ke IPA adalah awalnya prestasi dalam itupun hanya formalitas juga, paling ditanya sama guru apa motivasi kamu ingin masuk IPA? “hanya itu pertanyaanya. Tidak ada tes yang lain untuk melihat kemampuan seseorang hanya berdasarkan niat saja. Suatu ketika sekolah saya direnopasi jadi banyak tumpukan-tumpukan barang-barang seperti papan, kayu, dan seng. Pada saat itu saya lewat diruang kepala sekolah dan wali kelas saya memanggil saya, amier bisa gobrol bentar, ia ibu “kata saya”. Kemudian ibu saya bertkata, kamu mau masuk IPA tapi kamu harus menolong ibu, dan saya menjawab saya mau sekali ibu, “ saya minta kamu menggangkat barang-barang yang didepas sekolah dan kamu juga bisa ajak temanmu juga apa lagi yang mau masuk IPA kamu bisa ajak juga.” Kata wali kelas saya”. Tampa pikir panjang saya langsung mau. Akhirnya saya memanggil teman-teman saya untuk menggankat barang tersebut. Disinilah keunikan di SMA saya, ingin ke-IPA tidah harus dilihat dari mata pelajaran. “itulah SMA yang serba kekurangan,tapi saya tetap bangga, karna masih bisa sekolah.

Berada di kelas 3 adalah dimana sebagai penentu masa depan saya untuk melanjutkan pendidiikan berikutnya,  jujur selama kelas 1 dan 2 SMA saya tidak pernah serius untuk belajar dan saya lebih banyak menghabiskan untuk bermain dan berjulan. Tapi ketika di kelas 3 saya udah mulai fokus dengan belajar. Tapi saya punya niat atau cita-cita saya harus menjadi seorang angkatan laut dengan alasan banyak duit dan bisa keliling dunia selain itu saya tidak mau yang namanya kuliah atau menjadi mahasiswa. pada suatu ketika kebetulan saya memiliki abang kandung anak ke-2 yang juga barengan lulus sekolah, tapi saya bingung apa yang saya harus lakukan tidak mungkin kedua-duan bersamaan untuk melanjutkan kuliah dari mana uangnya. Akhirnya setelah saya megobrol dengan ibu saya. Saya berkata” biar saya aja mengalah dengan abang saya, walaupun bapak saya tidak mendukung karna dengan alasan abangku sangat bandel dan dikenal seorang preman mana munkin nita mau kuliah. Terus saya berkata dengan ibu saya”: kalua dia tidak kuliah pasti dia tambah pereman lagi karna tidak ada kativitas positif dan juga kalau dia kuliah barang kali ada sedikit perubahan pada dia” kata saya. Dan ibu saya menjawab oke kalau itu menjadi keputusanmu. Setelah penerimaan kelulusan abang saya langsung berangkat ke Makassar. Dan saya akhirnya harus megalah demi abang saya, ia walaupun niatuntuk melanjutkan cita-cita saya sangat tinggi. Dan juga harus kembali lagi kekebun untuk membantu orang tua saya.

Selama 1 tahun saya menggangur dan membantu orang tua saya, banyak pergorbanan yang saya alami yaitu ketika saya bekerja dan menirama hasil jeri payah, “dan ibu saya berkata”: sebagian hasil kerjamu kamu kirimkan dulu untuk abang dan kaka kebetulan pada saat itu 2 abang saya dan kaka saya masih kuliah jadi mau gag mau saya harus membantunya pada hal uang yang saya tabung itu adalah untuk saya kuliah nanti. Sambil termenung melihat kondisi seperti ini”. Dan ibu saya berkata suatu saat ketika kamu kuliah kamu akan seperti  itu juga, giliran abangmu akan membantumu. Saya menjawab lagi. Ia ibu  sambil tersenyum”.

 Pada suatu hari ketika saya duduk diatas jembatan tepat pada siang hari setelah pulang kerja, saya membayangkan sambil memandang langit dan panjangnya sungai”. Harus berapa lama lagi saya disini? Terus kapan aku bisa seperti teman-teman saya, padahal dia udah menikmati giman rasa kuliah itu. “sambil tersenyum melihat ikan-ikan di parit”. Dari saya merefleksi diri kalau seperti ini terus saya pasti menuruskan seperti bapak saya tidak ada henti pagi dan siang sampai sore berkerja, ya walaupun kerja yang paling hallal adalah petani tidak mengenal memakan uang orang. Jujur sebenarnya saya tidak kuat lagi harus seperti ini karna saya harus bekerja,  mengikuti kata orang tua yang udah terbiasa berkerja keras sampai-sampai  ketika setelah makan siang saya harus melanjutkan perkerjaan seolah-olah tidak ada istirah sampai keringat saya kering. “tapi saya tidak pernah geluh dengan semua itu.

Kuliah Di depan Mata

Pada suatu ketika  saya diberitahukan kepada teman saya untuk mengikuti tes akedemik pelayaran di Makassar pada bulan April. Setelah mendengar cerita ini saya merasa senang senang sekali, karena saatnya saya harus melakukan perubahan pada diri saya. Dan juga ayah saya mendengar berita tersebut senang sekali. Walaupun akhirny saya harus kekebun lagi, tapi saya berharap inilah yang terakhir kalinya. Kebetulan saya ada tawaran kerja sama paman saya untuk memanen buah kelapanya. Dan setelah saya piker saya terima tawarin tersebut karna buahnya sangat banyak dan uangnya juga pasti banyak dan akhirnya saya mengajak 1 orang teman lagi. Saya udah mempredisikan untuk memanennya butuh satu bulan pas dengan setelah memanen saya saya langsung berangkat.

            Inilah perkerjaan yang paling lama saya rasakan karna biasanya satu minggu udah selesai tapi tidak apa-apa karna ini terakhir dan saya harus butuh uang banyak sekurang-kurang saya bisa tes kemana-mana. Saya masih ingat dengan teman saya kalau sekali masak hampir 2 Kg dan terkadang itu juga kurang dan harus masak lagi, karna melihat melihat kerja kita benar-benar membutuhkan energi yang sangat banyak dan menguras fisik.   Setiap jam 4 subuh saya harus bangun mempersipkan serapan pagi dan bekal kerja semua itu rutin saya lakukan. Saya berkerja sempat terjadi kebosanan dan sempat pingin marah karna sangkin capeknya. Karna kerja seperti ini tidak pernah mengenal panas, hujan tetap berkerja. Suatu ketika saat saya berkerja tampa disadari kelapa dari pohon  jatuh menimpa kepala saya dan saya langsun pingsang untuk saja teman saya melihatnya akhirnya saya digotong kerumah dan saya harus beristirahat 1 hari untuk tidak berkerja. Selama hampir satu bulan saya berkerja tiba saatnya saya menerima uang hasil kerja keras saya itu tandanya saya siap berangkat untuk kuliah. Menunggu 2 hari kajian saya, paman saya dari Yogyakarta menawarkan  saya untuk melanjutkan S1 di Jogja aja karna disana terkenal kota pelajar dan biaya hidup juga lebih, tapi saya tidak langsung memutuskan untuk kejogja dan saya harus mempertimbangkan dulu sampai gajian saya cairwalaupun teman saya kulaih dasan banyak tapi itu bukan alasan berti saya harus ikut dengan teman dan bisa  kumpul lagi, karna ketika saya melangkah  harus memiliki tujuan yang jelas untuk menentukan masa depan saya.

Penundaan 1 minggu

Pada suatu hari menjelang 1 hari mau berangkat semua persipan seperti kelengakapn persyartan dan barang-barnag bawaan siap berangkat. Di pagi hari adik saya perempuan kelas 1 SMS mendadak sakit perut dan kahirnya saya membawa kerumah sakit setelah tibanya disana saya ketemu dokter untuk mendiagnosakan adik saya sakit apa. Dan dokter itu serahkan kepada rumah sakit kemudain saya duduk diruang tunggu. Beberapa menit kemudian dokter minta kesaya orang tua kamu dimana? Saya menjawab ada dirumah dok, terus saya bertanya kembali kedokter “ada apa dengan adik saya dok…?? Terus dok menjawab adik kamu harus segera di operasi karna adik mu mengalami usus buntu dan segara di rujuk kerumah sakit, sambil mengelengkan kepala dokter pasti bohongkan karna adik saya sebelumnya baik-baik aja mana munkin langsung parah seperti itu” kata saya”. Dokter menjawab saya minta tolong orang tuamu datang secepatnya biar segera diproses. Dan saya tidak piker panjang langsung menelpon orang tua saya untuk datang kerumah sakit. setelah tibanya Bapak dan IBu saya ketemu dengan dokter, ada apa dok dengan anak saya? dokter menjawab anak ibu “usus buntu dan segera opresasi sekarang. Ibu saya sambil kaget menutu mulutnya. Mendegar kata jawaban dokter itu. Bapak saya tidak percaya, saya yakin dokter pasti salah diagnose kata Bapak saya. Dan dokter menjawab saya tidak mungkin salah pak. Kemudia dokter menjawab saya berikan waktu untuk memikirkan semua itu dan jangan terlalu lama karna anak bapak harus di rujuk segera.  Kemudian Bapak saya tidak mungkin harus berangkat sekarang mana kendaraan laut jam segini apa lagi butuh 4 jam kesana terkecuali itu harus dicatar dan ayah saya berkata saya yakin anak saya tidak terjadi apa-apa kalau ia pun mau dioperasi harus besok pagi. Kemudian keluarga saya berembuk lagi dengan dokter itu, saya bgomong dengan dok pak tidak bisa besok berangkatnya? Dok dengan tegas menjawab saya tidak menjamin anak untuk selamat kalau besok berangkatnya, akhirnya ibu saya bilang tidak apa-apa demi anak saya rela berapa pun biayanya untuk kesana terpentung anak saya selamat.

            Tidak lama kemudian setelah magrib adik saya dibawak dengan ambulance menuju kepelabuhan dan bapak saya harus mencari speed bot untuk mencatar ke Batam. Dan yang berankat kesana adalah Bapak dan Ibu saya ditambah 2 perawat dari rumah sakit untuk menjaga adik saya. Setelah tiba disana adik saya langsung masuk keruang Intalasi diberi penanganan khusus. Dan keluarga saya sambil berdoa semoga tidak terjadi apa-apa. Beberapa jam kemudian dokter menyakan anak ibu tidak terjadi apa-apa apa lagi sampai harus di opersai. Mendengar ucapan itu Ayah saya langsung tersenyum tapi disisi lain Ayah saya mera kemarahan begitu besar karna salah mendiagnosa kepada adik saya. Tidak lama kemudiaa saya ditelpon adikmu tidak  ada apa-apa hanya sakit biasa. Wah saya langsung bilang ke Ayahku saya minta hasil diagnose untuk mempertanggungjawabkan hasil diagnosa yang salah itu kepada dokter jadul itu.

            Beberapa hari kemudia adik saya pulang, dengan wajah tersenyum. Masalahnya tidak sampai disitu setelah kasus ini ayah saya harus mencari uang 15 juta untuk biaya catar boat kemarin dan ayah saya harus mengadaikan kebunnya untk membayarnya itu. Dan akhir saya harus tertunda 1 minggu untuk berangkat kuliah. Dan tidak lama kemudian paman saya yang dari Jogja menelpon gimana jadi kejoga? ” bertanya kesaya”. Terus saya menjawab ya udah om saya coba dulu ke Jogja kalau tidak cocok saya ke Makassar aja. Dan akhirnyapun saya berangkat ke Jogaj denga tidak terlalu banyak bawaan uang saku. Karna sebelumnaya ada masalah degan adik saya.

Banyak Belajar dari Kota Pendidikan

Hari pertama saya di Jogja, saya diajak dengan paman saya untuk berkeliling kota Jogja, tapi sedikit menantang karna sebelumsaya belum pernah membawak motor di kota Besar sebelumnya. Terus kata paman saya” kamu harus bisa, karna kamu kemana-mana harus sendiri. Kata saya menjawab” ya Om”. Pertama kali bawak motor adalah  Yang membuat ketakutan saya berhenti ditengah-tengah Tugu Jogja karna saya tidak melihat lampu merah lagi langsung bablas. Melihat itu paman saya langsung berhenti melihat saya berhenti di Tugu Jogja. Dan paman saya berkata “untung aja tidak ada polisi yang bertugas. Akhirnya saya selamat. Itu hari partama kali saya di Jogja. Hari-hari esok saya udah keliling Jogja sendiri tanpa harus ditemani dengan om.

Continue…

 

Succes History is My Father

Sang Ayah berjuang untuk Hidup’

Abdul Kahar Muzakkar  lahir di LanipaKabupaten Luwu24 Maret 1921 – meninggal 3 Februari 1965 pada umur 43 tahun; nama kecilnya Ladomeng) adalah seorang figur karismatik dan legendaris dari tanah Luwu, yang merupakan pendiri Tentara Islam Indonesia di Sulawesi. Ia adalah seorang prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang terakhir berpangkat Letnan Kolonel atau Overstepada masa ituIah tidak menyetujui kebijaksanaan pemerintahan presiden Soekarno pada masanya, sehingga balik menentang pemerintah pusat dengan mengangkat senjata. Ia dinyatakan pemerintah pusat sebagai pembangkan dan pemberontak. Pada awal tahun 1950-an ia memimpin para bekas gerilyawan Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara mendirikan TII (Tentara Islam Indonesia) kemudian bergabung dengan Darul Islam (DI), hingga di kemudian hari dikenal dengan nama DI/TII di Sulawesi Selatan dan Tenggara (http://id.wikipedia.org). Pada  saat itu terjadi peperangan gerilyawan yang sangat luar biasa sekali dimana presiden soekarno memita TNI atau tentara Indonesia untuk mengahabis oleh para pembrontak Makassar.  Setelah terjadinya pertemputran Abdul Kahar Muzakkar atau nama panggilan Muzakkar meminta pasukan yang masih hidup untuk mencari pasukan tambahan kepada masyarakat Bone. Disinilah terjadi pemaksaan gerilyawan kepada masyarakat Bone. Paksaan demi paksaanpun terjadi. Mendengar berita itu ayah saya bersama keluarga merancanakan untuk melarikan diri karna takut diminta jadi pasukan gerilyawan. Ditengan malam diwaktu bulan purnama ayah saya bersama keluarga melarikan diri menggunakan perahu kecil. Setelah beberapa kemudian. Tibahnya di Makassar ayah saya langsung melanjutkan kapal penisih dengan tujuan pulau Sumatra. Kapal penisi tersebut yang memiliki ciri khas dari Makassar. Tampa mesin hanya menggunakan  bentang layar dibantu tiupan angina. Untuk menuju ke Sumatra butuh waktu 30 hari pagi, siang, malam, hujan dan panas  perlu jiwa kesabaran daya juang yang tinggi  untuk tiba disana.

            Tibanya di Pulau Sumatra hal yang dilakukan ayah saya bagaimana cara bisa bertahah hidup di kampung orang  dengan kondisi hutan yang masih rimbun, masih banyak binatang buas yang masih berkeliaran serta  jumlah masyarakat masih sedikit, kata ayah saya “ tidak ada pilihan, seandainya kalau ada tempat nyaman saya kan pindah dari tempat seperti ini. “ lanjut berkataan saya utnk memulai sesuatu perlu rintangan dan perjuangan begitu besar untuk bertahahn hidup”. disinilah keluarga saya harus memulai dari awal “membuat, membangun, masa akan datang. Berjalannya dengan waktu ayah saya memulai awal hidupnya dengan bercocok tanam dengan cara menebang hutan,  “pergi pagi pulang malam”  inilah yang dilakukan ayah saya selama 3 tahun selogan ayah saya” dek eloka mapisau, kalau degage pegakana” artinya tidak mau berhentu sebelum meraihnya”. Beriring dengan detik menuju menit berganti jam berubah menjadi satu jam berlanjut menjadi hari, minggu, bulan sampai dengan tahun, setalah itu ayah saya melanjutkan dengan bercocok tanam seperti sayuran,  buah-buahan. Dari hasil sinilah keluarga saya bisa bertahan hidup, walaupun dengan seadanya.

 Beberapa tahun kemudian sedikit demi sedikit keluarga saya  membuka lahan tanah besar-besaran dengan tujuan nantinya akan ditanam pohon kelapa. Ia tapi butuh bertahun-tahun untuk melukan hal seperti itu, karna melihat peralatan masih seadanya. Pada suatu ketika ayah saya beristirahat di bawah pohon sambil istirahat merasakan hembusan angina sambil terduduk santai. Sedikit terlintas dalam pikiran sang ayah dengan tetesan  keringat berjatuhan ditanah seperti hujan gerimis,  ayah saya berkata “Jika saya menanam pohon dari sekarang di akhir kelak suatu saat anak-anak saya akan merasakan jeri payah saya” kata-kata ini di tujukan kepada anaknya masih kecil belum sekolah pada saat itu saya juga belum lahir.  Walupun pada saat itu saya tidak ada, Saya yakin kata-kata ini terlahir dari  perjuangan seorang ayah untuk masa depan anak-anaknya diakhir kelak. Karna ayah saya hanya sebentar merasakn banku sekolah ‘kata ayah saya: “pada suatu saat ketika anak-anakku udah dewasa tidak harus merasakan lagi kondisi seperti ini cukup hanya saya’ “kata ayah saya”. salama proses perjalan ini begitu banyak rintangan yang harus dihadapi misalnya saat pergi kekebun ketemu harimau, ular. inilah hidup sesungguhnya  dalam proses meraih kesuksesan tidak pernah mengoyahkan kaki untuk mundur.

Beberapa tahun kemudian Ayah yang sangat tegar dengan profesinya seorang tani kurang lebih hampir 20 tahun. Satu persatu anaknya  masuk sekolah ada yang di SMA, SMP, dan SD. Pada saat itu belum banyak penghasilan lebih tapi hanya bisa cukup untuk biaya makan sehari-hari dan biaya sekolah. Pada suatu hari abang kandung saya yang paling tua mau melanjutkan  kuliah. Sempat binggung giman mencari biaya. Hasil kebun kelapa belum terlalu banyak akhirnya. Akhirnya apa mau dikata akhirnya abang saya harus kembali lagi kekebun untuk mengumpulkan biaya kuliah, disinilah abang saya melihat kesungguhan niat kuliah yang sanggat tinggi. Selama 1 tahun abang saya selalu ikut kemanapun ayah saya pergi. Dan tidak lama kemudian ada panggilan dari keluarga dari Makassar untuk menyuruh kuliah di Makassar dan abang saya tidak berpikir panjang langsung berangkat, karna uang tabungannya udah ada. Dari sinilah saya merasakan betapah semangat juang abang saya untuk melanjutkan kuliah, dan mulai pada saat itu saya menanam kan hati saya untuk bisa seperti abang saya untuk melanjutkan kuliah, kalau meliaht masa lalu tidak bisa dibayangkan, karna  begitu banyak tetesan keringat berjatuhan ketika berkerja”. Tapi tetesan itu mampu menggubah kondisi hidup yang lebih baik lagi ,  kalau dipikir jadi lucu juga, karna mengigat dulu merasakan panasnya trik matahari menghayungkan tangan sambil berkipas mengunakan topi dengan berbahan bamboo, sekarang berubah menjadi dingin dengan kipasan  uang sendiri, “tidak ada rasa kesombangan semua itu” tapi itu yang rasakan sekarang.

Sungguh terharu melihat masa lalu, tetapi itu lah hasil dari jeri payah untuk melakukan perubahan. Disinilah akhir dari prodisasi, merasakan dari hasil jeri payah dulu dulu menanam sekarang memetik. Banyak terjadi perubahan dari keluarga saya. karna satu persatu saudara kandung saya pindah tempat ketempat yang lebih baik lagi. Rasa semangat ingin merubah profesi menjadi lebih baik lagi. Dulunya setiap pagi untuk menuju kekebun harus membawa parang, sekarang berubah ketika mau berangkat kuliah membawa buku dan pulpen dan canggihnya zaman sekarang cukup membawa Lepi/Leptop semua materi pelajaran bisa tersimpan dalam suatu bentuk.    

Genap berumur 50 tahun ayah saya. Disetiap langkah demi langkah membayangkan bagai mana aku bisa kesana? “Kata ayah saya. Tetapi sebuah impian, sebuah niat yang baik itu, tidak ada yang mustahil ‘jika kita melaksankan suatu pekerjaan dengan sungguh  suatu usaha pasti akhir nya, karna tuhan itu “tidak buta”. Akhirnya ayah saya berangkat untuk menunaikan panggilan oleh Allah SWT yaitu ketana suci. Impian ayah sayapun tercapai.

Saya tergerak dari penasaran

saya anak ke-4 dari 5 bersaudara. Saya disering dikatakan anak tengah. Dimasa kecil saya terkenal sangat superior yaitu : bandel, tidak mau dengan kata orang tua, selalu dimarahin, sering dipukul karna bermain sampai malam,  ia wajar tidak ada hari tampa ocehan dari ibu saya. “ya itulah saya waktu kecil”, ia masa kecil emang sih masa bermain paling menyenangkan. Tapi dimasa ini tidak ada terlalu di banggakan buat saya,  hanya ada omelan yang saya dapatkan, pada suatu  waktu kecil,  ayah saya sering mengajak kekebun  untuk menemaninya, kegiatan satu ini senang sekalia, karna di hutan saya bisa bermain seperti di dalam filem main tarzan- tarzanan. Saya menghabiskan waktu saya sebelum saya masuk sekolah SD.

 Hal yang  menarik masa SMP pada duduk di kelas 1 yaitu: melihat teman-teman punya mobil-mobilan, saya kepingin juga memiliki seperti tapi, karna keluarga bukan orang yang mampu untuk membeli seperti itu. Keinginan saya tetap harus memiliki mobil mainan itu. Saya temui ibu saya untuk membelikannya. Ibu saya berkata dari mana kita ingin membelinya. Tidak lama kemudian menatap wajah saya sambil tersenyum “akhirnya ibu saya berkata kalau kamu ingin membeli mobil itu “kamu harus membantu ibu kekebun” dan saya melanjutkan pembicaraan itu, “butuh berapa bulan saya mendapat mobil tersebut”?? 3 bulan nak karna kita harus menanam pisang dulu,  setelah itu buahnya baru  dijual“Kata Ibu saya”. Disinilah saya termenung untuk membeli barang kesukaanku saya harus mencarinya dulu”.  Tapi saya tidak pernah putus asah demi mendapatkan yang aku inginkan. Berawal dari sini saya udah terdorong untuk mencari uang sendiri demi barang yang aku inginkan. Berawal dari sinilah, apa yang saya inginkan berusaha terus untuk mengumpulkan uang. Setiap liburan sekolah saya harus kekebun untuk membantu ayah, apa bila buahkelapa panen saya harus membantu ayah saya, kemudian uangnya saya pakai untuk peralatan sekolah dan sisanya saya tabung, harapannya ketika saya sekolah saya harus punya kendaraan sendiri, karna jika masuk SMA saya harus berjalan  kaki samapai 3 KM dari rumah menuju kesekolah. Inilah yang terlintas dalam pikiran saya udah harus memikirkan kedepannya.

Masa sangat yang sangat rentang yaitu dimasa SMA. Dimasa tersebut banyak orang mengalami krsis identitas. Dimasa ini juga  disebut juga gejelok yaitu kegaluan. Bagi masa ini tidak terpenting bagi saya, karna apa yang saya inginkn dan bermafaat bagi saya  untuk masa depan saya. Kembali lagi dimasa SMA pada awalnya orang mengenal saya orang yang pendiam, tidak banyak berbicara, apa yang saya  lakukan tampa harus berbicara dulu, itulah saya pada SMA.

Setiap hari menuju kesekolah saya harus berjalan kaki, kebetulan sekolah SMA satu-satunya dikampung saya dan letaknya jauh dari kota, saya akui SMA saya tidak terlalu bagus, tidak begitu banyak ruang kelas  dan pasilitas juga terbatas misalnya ruang Leb tidak ada ruang computer, ditambah lagi mau masuk sekolah harus ada kelas pagi dan siang dengan alasan siswa terlalu banyak dan ruang kelas hanya terbatas. Itulah kondisi sekolah SMA saya yang  serba kekukarangan.

Pada suatu ketika, ketika saya berangkat kesekolah pada hari senin dan jumat saya harus datang dua kali, kalau senin paginya harus upacara kalau jumat ada pengajian di masjid sekolah dan siang saya harus masuk sekolah. Itu lah yang saya lakukan setiap harinya. Ada suatu kejadian saya masih ingat sekali ibu saya pernah memarahi saya “ sampai-sampai dia bilang kamu pindah rumah aja, karna kalau berangkat siang  jam 9 malam baru nympa. Dan sayapun berkata “saya harus mampir dirumah teman gerjakan tugas kelompok kadang kalau kecapean jalan kaki saya harus mampir dirumah teman tidur dirumahnya inilah kegiatan saya selama satu tahun”. Pada suatu ketika ibu saya selalu memarahin saya setiap hari, pada saat libur sekolah saya udah membantu ayah dikebun, saya tidak harus diam saya harus punya selusi dan saya terpikirkan saya harus mempunyai motor sendir gimana pun carannya harus tetap memndapatkannya, walaupun saya harus banting tulang untuk menabung beli motor.

Pengalaman saya waktu yang menarik juga pada kelas 1 SMA, kebetulan saya punya teman orang padang,  ketika bulan puasa  saya diajak untuk jualan barang dagagan bapaknya dan sayapun menerima tawaran itu. Emang tidak terlalu banyak yang saya dapatkan sekurangnya celana dan baju saya tidak harus membelinya lagi untuk saya pakai pada saat lebaran. Dan pada tahun berikutnya juga bulan puasa juga saya disuruh menjalankan usaha teman tapi asalnya dari jambi. Setiap hari saya harus mempersiapkan barang saya jual sebelum jam 4 sore saya harus meminta ibu saya membuatkan bekal untuk berbuka puasa. Karna temapt yang saya akan jualan seberang kampung jadi saya harus menyuruh ibu saya untuk memasakannya selain itu juga biar aga irit yang saya jual pasti kebutuhan untuk hari raya seperti: kerudung, baju kokoh, parpum dan kopiah. Inilah hari-hari saya kalau mengisi hari libur. Sungguh membanggakan bagi saya, karna apa yang saya inginkan dari hasil keringat sendiri, tanpa harus meminta dari orang tua. “ sejeleknya yang saya miliki, tapi hasil jeri payah sendiri.

Sedikit cerita lucu dari sekolah saya, saya masih ingat itu. Ketika saya ingin masuk ke IPA biasanya disekolah lain yang terkenal dan sekolah favorite, jika mau masuk IPA harus dites dulu pertama dilihat dari raportnya apakah pernah pernah peringkat 10 besar didalam kelasnya dan kemudian harus di tes inteligensi dan juga harus di tes minta juga kira-kira siswa tersebut pantas apa tidak masuk kejurusan IPA. “ inilah proses yang sering dilkukan di SMA pada umumunya. Tapi beda dengan sekolah saya yang ingin masuk ke IPA adalah awalnya prestasi dalam itupun hanya formalitas juga, paling ditanya sama guru apa motivasi kamu ingin masuk IPA? “hanya itu pertanyaanya. Tidak ada tes yang lain untuk melihat kemampuan seseorang hanya berdasarkan niat saja. Suatu ketika sekolah saya direnopasi jadi banyak tumpukan-tumpukan barang-barang seperti papan, kayu, dan seng. Pada saat itu saya lewat diruang kepala sekolah dan wali kelas saya memanggil saya, amier bisa gobrol bentar, ia ibu “kata saya”. Kemudian ibu saya bertkata, kamu mau masuk IPA tapi kamu harus menolong ibu, dan saya menjawab saya mau sekali ibu, “ saya minta kamu menggangkat barang-barang yang didepas sekolah dan kamu juga bisa ajak temanmu juga apa lagi yang mau masuk IPA kamu bisa ajak juga.” Kata wali kelas saya”. Tampa pikir panjang saya langsung mau. Akhirnya saya memanggil teman-teman saya untuk menggankat barang tersebut. Disinilah keunikan di SMA saya, ingin ke-IPA tidah harus dilihat dari mata pelajaran. “itulah SMA yang serba kekurangan,tapi saya tetap bangga, karna masih bisa sekolah.

Berada di kelas 3 adalah dimana sebagai penentu masa depan saya untuk melanjutkan pendidiikan berikutnya,  jujur selama kelas 1 dan 2 SMA saya tidak pernah serius untuk belajar dan saya lebih banyak menghabiskan untuk bermain dan berjulan. Tapi ketika di kelas 3 saya udah mulai fokus dengan belajar. Tapi saya punya niat atau cita-cita saya harus menjadi seorang angkatan laut dengan alasan banyak duit dan bisa keliling dunia selain itu saya tidak mau yang namanya kuliah atau menjadi mahasiswa. pada suatu ketika kebetulan saya memiliki abang kandung anak ke-2 yang juga barengan lulus sekolah, tapi saya bingung apa yang saya harus lakukan tidak mungkin kedua-duan bersamaan untuk melanjutkan kuliah dari mana uangnya. Akhirnya setelah saya megobrol dengan ibu saya. Saya berkata” biar saya aja mengalah dengan abang saya, walaupun bapak saya tidak mendukung karna dengan alasan abangku sangat bandel dan dikenal seorang preman mana munkin nita mau kuliah. Terus saya berkata dengan ibu saya”: kalua dia tidak kuliah pasti dia tambah pereman lagi karna tidak ada kativitas positif dan juga kalau dia kuliah barang kali ada sedikit perubahan pada dia” kata saya. Dan ibu saya menjawab oke kalau itu menjadi keputusanmu. Setelah penerimaan kelulusan abang saya langsung berangkat ke Makassar. Dan saya akhirnya harus megalah demi abang saya, ia walaupun niatuntuk melanjutkan cita-cita saya sangat tinggi. Dan juga harus kembali lagi kekebun untuk membantu orang tua saya.

Selama 1 tahun saya menggangur dan membantu orang tua saya, banyak pergorbanan yang saya alami yaitu ketika saya bekerja dan menirama hasil jeri payah, “dan ibu saya berkata”: sebagian hasil kerjamu kamu kirimkan dulu untuk abang dan kaka kebetulan pada saat itu 2 abang saya dan kaka saya masih kuliah jadi mau gag mau saya harus membantunya pada hal uang yang saya tabung itu adalah untuk saya kuliah nanti. Sambil termenung melihat kondisi seperti ini”. Dan ibu saya berkata suatu saat ketika kamu kuliah kamu akan seperti  itu juga, giliran abangmu akan membantumu. Saya menjawab lagi. Ia ibu  sambil tersenyum”.

 Pada suatu hari ketika saya duduk diatas jembatan tepat pada siang hari setelah pulang kerja, saya membayangkan sambil memandang langit dan panjangnya sungai”. Harus berapa lama lagi saya disini? Terus kapan aku bisa seperti teman-teman saya, padahal dia udah menikmati giman rasa kuliah itu. “sambil tersenyum melihat ikan-ikan di parit”. Dari saya merefleksi diri kalau seperti ini terus saya pasti menuruskan seperti bapak saya tidak ada henti pagi dan siang sampai sore berkerja, ya walaupun kerja yang paling hallal adalah petani tidak mengenal memakan uang orang. Jujur sebenarnya saya tidak kuat lagi harus seperti ini karna saya harus bekerja,  mengikuti kata orang tua yang udah terbiasa berkerja keras sampai-sampai  ketika setelah makan siang saya harus melanjutkan perkerjaan seolah-olah tidak ada istirah sampai keringat saya kering. “tapi saya tidak pernah geluh dengan semua itu.

Kuliah Di depan Mata

Pada suatu ketika  saya diberitahukan kepada teman saya untuk mengikuti tes akedemik pelayaran di Makassar pada bulan April. Setelah mendengar cerita ini saya merasa senang senang sekali, karena saatnya saya harus melakukan perubahan pada diri saya. Dan juga ayah saya mendengar berita tersebut senang sekali. Walaupun akhirny saya harus kekebun lagi, tapi saya berharap inilah yang terakhir kalinya. Kebetulan saya ada tawaran kerja sama paman saya untuk memanen buah kelapanya. Dan setelah saya piker saya terima tawarin tersebut karna buahnya sangat banyak dan uangnya juga pasti banyak dan akhirnya saya mengajak 1 orang teman lagi. Saya udah mempredisikan untuk memanennya butuh satu bulan pas dengan setelah memanen saya saya langsung berangkat.

            Inilah perkerjaan yang paling lama saya rasakan karna biasanya satu minggu udah selesai tapi tidak apa-apa karna ini terakhir dan saya harus butuh uang banyak sekurang-kurang saya bisa tes kemana-mana. Saya masih ingat dengan teman saya kalau sekali masak hampir 2 Kg dan terkadang itu juga kurang dan harus masak lagi, karna melihat melihat kerja kita benar-benar membutuhkan energi yang sangat banyak dan menguras fisik.   Setiap jam 4 subuh saya harus bangun mempersipkan serapan pagi dan bekal kerja semua itu rutin saya lakukan. Saya berkerja sempat terjadi kebosanan dan sempat pingin marah karna sangkin capeknya. Karna kerja seperti ini tidak pernah mengenal panas, hujan tetap berkerja. Suatu ketika saat saya berkerja tampa disadari kelapa dari pohon  jatuh menimpa kepala saya dan saya langsun pingsang untuk saja teman saya melihatnya akhirnya saya digotong kerumah dan saya harus beristirahat 1 hari untuk tidak berkerja. Selama hampir satu bulan saya berkerja tiba saatnya saya menerima uang hasil kerja keras saya itu tandanya saya siap berangkat untuk kuliah. Menunggu 2 hari kajian saya, paman saya dari Yogyakarta menawarkan  saya untuk melanjutkan S1 di Jogja aja karna disana terkenal kota pelajar dan biaya hidup juga lebih, tapi saya tidak langsung memutuskan untuk kejogja dan saya harus mempertimbangkan dulu sampai gajian saya cairwalaupun teman saya kulaih dasan banyak tapi itu bukan alasan berti saya harus ikut dengan teman dan bisa  kumpul lagi, karna ketika saya melangkah  harus memiliki tujuan yang jelas untuk menentukan masa depan saya.

Penundaan 1 minggu

Pada suatu hari menjelang 1 hari mau berangkat semua persipan seperti kelengakapn persyartan dan barang-barnag bawaan siap berangkat. Di pagi hari adik saya perempuan kelas 1 SMS mendadak sakit perut dan kahirnya saya membawa kerumah sakit setelah tibanya disana saya ketemu dokter untuk mendiagnosakan adik saya sakit apa. Dan dokter itu serahkan kepada rumah sakit kemudain saya duduk diruang tunggu. Beberapa menit kemudian dokter minta kesaya orang tua kamu dimana? Saya menjawab ada dirumah dok, terus saya bertanya kembali kedokter “ada apa dengan adik saya dok…?? Terus dok menjawab adik kamu harus segera di operasi karna adik mu mengalami usus buntu dan segara di rujuk kerumah sakit, sambil mengelengkan kepala dokter pasti bohongkan karna adik saya sebelumnya baik-baik aja mana munkin langsung parah seperti itu” kata saya”. Dokter menjawab saya minta tolong orang tuamu datang secepatnya biar segera diproses. Dan saya tidak piker panjang langsung menelpon orang tua saya untuk datang kerumah sakit. setelah tibanya Bapak dan IBu saya ketemu dengan dokter, ada apa dok dengan anak saya? dokter menjawab anak ibu “usus buntu dan segera opresasi sekarang. Ibu saya sambil kaget menutu mulutnya. Mendegar kata jawaban dokter itu. Bapak saya tidak percaya, saya yakin dokter pasti salah diagnose kata Bapak saya. Dan dokter menjawab saya tidak mungkin salah pak. Kemudia dokter menjawab saya berikan waktu untuk memikirkan semua itu dan jangan terlalu lama karna anak bapak harus di rujuk segera.  Kemudian Bapak saya tidak mungkin harus berangkat sekarang mana kendaraan laut jam segini apa lagi butuh 4 jam kesana terkecuali itu harus dicatar dan ayah saya berkata saya yakin anak saya tidak terjadi apa-apa kalau ia pun mau dioperasi harus besok pagi. Kemudian keluarga saya berembuk lagi dengan dokter itu, saya bgomong dengan dok pak tidak bisa besok berangkatnya? Dok dengan tegas menjawab saya tidak menjamin anak untuk selamat kalau besok berangkatnya, akhirnya ibu saya bilang tidak apa-apa demi anak saya rela berapa pun biayanya untuk kesana terpentung anak saya selamat.

            Tidak lama kemudian setelah magrib adik saya dibawak dengan ambulance menuju kepelabuhan dan bapak saya harus mencari speed bot untuk mencatar ke Batam. Dan yang berankat kesana adalah Bapak dan Ibu saya ditambah 2 perawat dari rumah sakit untuk menjaga adik saya. Setelah tiba disana adik saya langsung masuk keruang Intalasi diberi penanganan khusus. Dan keluarga saya sambil berdoa semoga tidak terjadi apa-apa. Beberapa jam kemudian dokter menyakan anak ibu tidak terjadi apa-apa apa lagi sampai harus di opersai. Mendengar ucapan itu Ayah saya langsung tersenyum tapi disisi lain Ayah saya mera kemarahan begitu besar karna salah mendiagnosa kepada adik saya. Tidak lama kemudiaa saya ditelpon adikmu tidak  ada apa-apa hanya sakit biasa. Wah saya langsung bilang ke Ayahku saya minta hasil diagnose untuk mempertanggungjawabkan hasil diagnosa yang salah itu kepada dokter jadul itu.

            Beberapa hari kemudia adik saya pulang, dengan wajah tersenyum. Masalahnya tidak sampai disitu setelah kasus ini ayah saya harus mencari uang 15 juta untuk biaya catar boat kemarin dan ayah saya harus mengadaikan kebunnya untk membayarnya itu. Dan akhir saya harus tertunda 1 minggu untuk berangkat kuliah. Dan tidak lama kemudian paman saya yang dari Jogja menelpon gimana jadi kejoga? ” bertanya kesaya”. Terus saya menjawab ya udah om saya coba dulu ke Jogja kalau tidak cocok saya ke Makassar aja. Dan akhirnyapun saya berangkat ke Jogaj denga tidak terlalu banyak bawaan uang saku. Karna sebelumnaya ada masalah degan adik saya.

Banyak Belajar dari Kota Pendidikan

Hari pertama saya di Jogja, saya diajak dengan paman saya untuk berkeliling kota Jogja, tapi sedikit menantang karna sebelumsaya belum pernah membawak motor di kota Besar sebelumnya. Terus kata paman saya” kamu harus bisa, karna kamu kemana-mana harus sendiri. Kata saya menjawab” ya Om”. Pertama kali bawak motor adalah  Yang membuat ketakutan saya berhenti ditengah-tengah Tugu Jogja karna saya tidak melihat lampu merah lagi langsung bablas. Melihat itu paman saya langsung berhenti melihat saya berhenti di Tugu Jogja. Dan paman saya berkata “untung aja tidak ada polisi yang bertugas. Akhirnya saya selamat. Itu hari partama kali saya di Jogja. Hari-hari esok saya udah keliling Jogja sendiri tanpa harus ditemani dengan om.

Continue…

 

Succes History is My Father

Sang Ayah berjuang untuk Hidup’

Abdul Kahar Muzakkar  lahir di LanipaKabupaten Luwu24 Maret 1921 – meninggal 3 Februari 1965 pada umur 43 tahun; nama kecilnya Ladomeng) adalah seorang figur karismatik dan legendaris dari tanah Luwu, yang merupakan pendiri Tentara Islam Indonesia di Sulawesi. Ia adalah seorang prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang terakhir berpangkat Letnan Kolonel atau Overstepada masa ituIah tidak menyetujui kebijaksanaan pemerintahan presiden Soekarno pada masanya, sehingga balik menentang pemerintah pusat dengan mengangkat senjata. Ia dinyatakan pemerintah pusat sebagai pembangkan dan pemberontak. Pada awal tahun 1950-an ia memimpin para bekas gerilyawan Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara mendirikan TII (Tentara Islam Indonesia) kemudian bergabung dengan Darul Islam (DI), hingga di kemudian hari dikenal dengan nama DI/TII di Sulawesi Selatan dan Tenggara (http://id.wikipedia.org). Pada  saat itu terjadi peperangan gerilyawan yang sangat luar biasa sekali dimana presiden soekarno memita TNI atau tentara Indonesia untuk mengahabis oleh para pembrontak Makassar.  Setelah terjadinya pertemputran Abdul Kahar Muzakkar atau nama panggilan Muzakkar meminta pasukan yang masih hidup untuk mencari pasukan tambahan kepada masyarakat Bone. Disinilah terjadi pemaksaan gerilyawan kepada masyarakat Bone. Paksaan demi paksaanpun terjadi. Mendengar berita itu ayah saya bersama keluarga merancanakan untuk melarikan diri karna takut diminta jadi pasukan gerilyawan. Ditengan malam diwaktu bulan purnama ayah saya bersama keluarga melarikan diri menggunakan perahu kecil. Setelah beberapa kemudian. Tibahnya di Makassar ayah saya langsung melanjutkan kapal penisih dengan tujuan pulau Sumatra. Kapal penisi tersebut yang memiliki ciri khas dari Makassar. Tampa mesin hanya menggunakan  bentang layar dibantu tiupan angina. Untuk menuju ke Sumatra butuh waktu 30 hari pagi, siang, malam, hujan dan panas  perlu jiwa kesabaran daya juang yang tinggi  untuk tiba disana.

            Tibanya di Pulau Sumatra hal yang dilakukan ayah saya bagaimana cara bisa bertahah hidup di kampung orang  dengan kondisi hutan yang masih rimbun, masih banyak binatang buas yang masih berkeliaran serta  jumlah masyarakat masih sedikit, kata ayah saya “ tidak ada pilihan, seandainya kalau ada tempat nyaman saya kan pindah dari tempat seperti ini. “ lanjut berkataan saya utnk memulai sesuatu perlu rintangan dan perjuangan begitu besar untuk bertahahn hidup”. disinilah keluarga saya harus memulai dari awal “membuat, membangun, masa akan datang. Berjalannya dengan waktu ayah saya memulai awal hidupnya dengan bercocok tanam dengan cara menebang hutan,  “pergi pagi pulang malam”  inilah yang dilakukan ayah saya selama 3 tahun selogan ayah saya” dek eloka mapisau, kalau degage pegakana” artinya tidak mau berhentu sebelum meraihnya”. Beriring dengan detik menuju menit berganti jam berubah menjadi satu jam berlanjut menjadi hari, minggu, bulan sampai dengan tahun, setalah itu ayah saya melanjutkan dengan bercocok tanam seperti sayuran,  buah-buahan. Dari hasil sinilah keluarga saya bisa bertahan hidup, walaupun dengan seadanya.

 Beberapa tahun kemudian sedikit demi sedikit keluarga saya  membuka lahan tanah besar-besaran dengan tujuan nantinya akan ditanam pohon kelapa. Ia tapi butuh bertahun-tahun untuk melukan hal seperti itu, karna melihat peralatan masih seadanya. Pada suatu ketika ayah saya beristirahat di bawah pohon sambil istirahat merasakan hembusan angina sambil terduduk santai. Sedikit terlintas dalam pikiran sang ayah dengan tetesan  keringat berjatuhan ditanah seperti hujan gerimis,  ayah saya berkata “Jika saya menanam pohon dari sekarang di akhir kelak suatu saat anak-anak saya akan merasakan jeri payah saya” kata-kata ini di tujukan kepada anaknya masih kecil belum sekolah pada saat itu saya juga belum lahir.  Walupun pada saat itu saya tidak ada, Saya yakin kata-kata ini terlahir dari  perjuangan seorang ayah untuk masa depan anak-anaknya diakhir kelak. Karna ayah saya hanya sebentar merasakn banku sekolah ‘kata ayah saya: “pada suatu saat ketika anak-anakku udah dewasa tidak harus merasakan lagi kondisi seperti ini cukup hanya saya’ “kata ayah saya”. salama proses perjalan ini begitu banyak rintangan yang harus dihadapi misalnya saat pergi kekebun ketemu harimau, ular. inilah hidup sesungguhnya  dalam proses meraih kesuksesan tidak pernah mengoyahkan kaki untuk mundur.

Beberapa tahun kemudian Ayah yang sangat tegar dengan profesinya seorang tani kurang lebih hampir 20 tahun. Satu persatu anaknya  masuk sekolah ada yang di SMA, SMP, dan SD. Pada saat itu belum banyak penghasilan lebih tapi hanya bisa cukup untuk biaya makan sehari-hari dan biaya sekolah. Pada suatu hari abang kandung saya yang paling tua mau melanjutkan  kuliah. Sempat binggung giman mencari biaya. Hasil kebun kelapa belum terlalu banyak akhirnya. Akhirnya apa mau dikata akhirnya abang saya harus kembali lagi kekebun untuk mengumpulkan biaya kuliah, disinilah abang saya melihat kesungguhan niat kuliah yang sanggat tinggi. Selama 1 tahun abang saya selalu ikut kemanapun ayah saya pergi. Dan tidak lama kemudian ada panggilan dari keluarga dari Makassar untuk menyuruh kuliah di Makassar dan abang saya tidak berpikir panjang langsung berangkat, karna uang tabungannya udah ada. Dari sinilah saya merasakan betapah semangat juang abang saya untuk melanjutkan kuliah, dan mulai pada saat itu saya menanam kan hati saya untuk bisa seperti abang saya untuk melanjutkan kuliah, kalau meliaht masa lalu tidak bisa dibayangkan, karna  begitu banyak tetesan keringat berjatuhan ketika berkerja”. Tapi tetesan itu mampu menggubah kondisi hidup yang lebih baik lagi ,  kalau dipikir jadi lucu juga, karna mengigat dulu merasakan panasnya trik matahari menghayungkan tangan sambil berkipas mengunakan topi dengan berbahan bamboo, sekarang berubah menjadi dingin dengan kipasan  uang sendiri, “tidak ada rasa kesombangan semua itu” tapi itu yang rasakan sekarang.

Sungguh terharu melihat masa lalu, tetapi itu lah hasil dari jeri payah untuk melakukan perubahan. Disinilah akhir dari prodisasi, merasakan dari hasil jeri payah dulu dulu menanam sekarang memetik. Banyak terjadi perubahan dari keluarga saya. karna satu persatu saudara kandung saya pindah tempat ketempat yang lebih baik lagi. Rasa semangat ingin merubah profesi menjadi lebih baik lagi. Dulunya setiap pagi untuk menuju kekebun harus membawa parang, sekarang berubah ketika mau berangkat kuliah membawa buku dan pulpen dan canggihnya zaman sekarang cukup membawa Lepi/Leptop semua materi pelajaran bisa tersimpan dalam suatu bentuk.    

Genap berumur 50 tahun ayah saya. Disetiap langkah demi langkah membayangkan bagai mana aku bisa kesana? “Kata ayah saya. Tetapi sebuah impian, sebuah niat yang baik itu, tidak ada yang mustahil ‘jika kita melaksankan suatu pekerjaan dengan sungguh  suatu usaha pasti akhir nya, karna tuhan itu “tidak buta”. Akhirnya ayah saya berangkat untuk menunaikan panggilan oleh Allah SWT yaitu ketana suci. Impian ayah sayapun tercapai.

Saya tergerak dari penasaran

saya anak ke-4 dari 5 bersaudara. Saya disering dikatakan anak tengah. Dimasa kecil saya terkenal sangat superior yaitu : bandel, tidak mau dengan kata orang tua, selalu dimarahin, sering dipukul karna bermain sampai malam,  ia wajar tidak ada hari tampa ocehan dari ibu saya. “ya itulah saya waktu kecil”, ia masa kecil emang sih masa bermain paling menyenangkan. Tapi dimasa ini tidak ada terlalu di banggakan buat saya,  hanya ada omelan yang saya dapatkan, pada suatu  waktu kecil,  ayah saya sering mengajak kekebun  untuk menemaninya, kegiatan satu ini senang sekalia, karna di hutan saya bisa bermain seperti di dalam filem main tarzan- tarzanan. Saya menghabiskan waktu saya sebelum saya masuk sekolah SD.

 Hal yang  menarik masa SMP pada duduk di kelas 1 yaitu: melihat teman-teman punya mobil-mobilan, saya kepingin juga memiliki seperti tapi, karna keluarga bukan orang yang mampu untuk membeli seperti itu. Keinginan saya tetap harus memiliki mobil mainan itu. Saya temui ibu saya untuk membelikannya. Ibu saya berkata dari mana kita ingin membelinya. Tidak lama kemudian menatap wajah saya sambil tersenyum “akhirnya ibu saya berkata kalau kamu ingin membeli mobil itu “kamu harus membantu ibu kekebun” dan saya melanjutkan pembicaraan itu, “butuh berapa bulan saya mendapat mobil tersebut”?? 3 bulan nak karna kita harus menanam pisang dulu,  setelah itu buahnya baru  dijual“Kata Ibu saya”. Disinilah saya termenung untuk membeli barang kesukaanku saya harus mencarinya dulu”.  Tapi saya tidak pernah putus asah demi mendapatkan yang aku inginkan. Berawal dari sini saya udah terdorong untuk mencari uang sendiri demi barang yang aku inginkan. Berawal dari sinilah, apa yang saya inginkan berusaha terus untuk mengumpulkan uang. Setiap liburan sekolah saya harus kekebun untuk membantu ayah, apa bila buahkelapa panen saya harus membantu ayah saya, kemudian uangnya saya pakai untuk peralatan sekolah dan sisanya saya tabung, harapannya ketika saya sekolah saya harus punya kendaraan sendiri, karna jika masuk SMA saya harus berjalan  kaki samapai 3 KM dari rumah menuju kesekolah. Inilah yang terlintas dalam pikiran saya udah harus memikirkan kedepannya.

Masa sangat yang sangat rentang yaitu dimasa SMA. Dimasa tersebut banyak orang mengalami krsis identitas. Dimasa ini juga  disebut juga gejelok yaitu kegaluan. Bagi masa ini tidak terpenting bagi saya, karna apa yang saya inginkn dan bermafaat bagi saya  untuk masa depan saya. Kembali lagi dimasa SMA pada awalnya orang mengenal saya orang yang pendiam, tidak banyak berbicara, apa yang saya  lakukan tampa harus berbicara dulu, itulah saya pada SMA.

Setiap hari menuju kesekolah saya harus berjalan kaki, kebetulan sekolah SMA satu-satunya dikampung saya dan letaknya jauh dari kota, saya akui SMA saya tidak terlalu bagus, tidak begitu banyak ruang kelas  dan pasilitas juga terbatas misalnya ruang Leb tidak ada ruang computer, ditambah lagi mau masuk sekolah harus ada kelas pagi dan siang dengan alasan siswa terlalu banyak dan ruang kelas hanya terbatas. Itulah kondisi sekolah SMA saya yang  serba kekukarangan.

Pada suatu ketika, ketika saya berangkat kesekolah pada hari senin dan jumat saya harus datang dua kali, kalau senin paginya harus upacara kalau jumat ada pengajian di masjid sekolah dan siang saya harus masuk sekolah. Itu lah yang saya lakukan setiap harinya. Ada suatu kejadian saya masih ingat sekali ibu saya pernah memarahi saya “ sampai-sampai dia bilang kamu pindah rumah aja, karna kalau berangkat siang  jam 9 malam baru nympa. Dan sayapun berkata “saya harus mampir dirumah teman gerjakan tugas kelompok kadang kalau kecapean jalan kaki saya harus mampir dirumah teman tidur dirumahnya inilah kegiatan saya selama satu tahun”. Pada suatu ketika ibu saya selalu memarahin saya setiap hari, pada saat libur sekolah saya udah membantu ayah dikebun, saya tidak harus diam saya harus punya selusi dan saya terpikirkan saya harus mempunyai motor sendir gimana pun carannya harus tetap memndapatkannya, walaupun saya harus banting tulang untuk menabung beli motor.

Pengalaman saya waktu yang menarik juga pada kelas 1 SMA, kebetulan saya punya teman orang padang,  ketika bulan puasa  saya diajak untuk jualan barang dagagan bapaknya dan sayapun menerima tawaran itu. Emang tidak terlalu banyak yang saya dapatkan sekurangnya celana dan baju saya tidak harus membelinya lagi untuk saya pakai pada saat lebaran. Dan pada tahun berikutnya juga bulan puasa juga saya disuruh menjalankan usaha teman tapi asalnya dari jambi. Setiap hari saya harus mempersiapkan barang saya jual sebelum jam 4 sore saya harus meminta ibu saya membuatkan bekal untuk berbuka puasa. Karna temapt yang saya akan jualan seberang kampung jadi saya harus menyuruh ibu saya untuk memasakannya selain itu juga biar aga irit yang saya jual pasti kebutuhan untuk hari raya seperti: kerudung, baju kokoh, parpum dan kopiah. Inilah hari-hari saya kalau mengisi hari libur. Sungguh membanggakan bagi saya, karna apa yang saya inginkan dari hasil keringat sendiri, tanpa harus meminta dari orang tua. “ sejeleknya yang saya miliki, tapi hasil jeri payah sendiri.

Sedikit cerita lucu dari sekolah saya, saya masih ingat itu. Ketika saya ingin masuk ke IPA biasanya disekolah lain yang terkenal dan sekolah favorite, jika mau masuk IPA harus dites dulu pertama dilihat dari raportnya apakah pernah pernah peringkat 10 besar didalam kelasnya dan kemudian harus di tes inteligensi dan juga harus di tes minta juga kira-kira siswa tersebut pantas apa tidak masuk kejurusan IPA. “ inilah proses yang sering dilkukan di SMA pada umumunya. Tapi beda dengan sekolah saya yang ingin masuk ke IPA adalah awalnya prestasi dalam itupun hanya formalitas juga, paling ditanya sama guru apa motivasi kamu ingin masuk IPA? “hanya itu pertanyaanya. Tidak ada tes yang lain untuk melihat kemampuan seseorang hanya berdasarkan niat saja. Suatu ketika sekolah saya direnopasi jadi banyak tumpukan-tumpukan barang-barang seperti papan, kayu, dan seng. Pada saat itu saya lewat diruang kepala sekolah dan wali kelas saya memanggil saya, amier bisa gobrol bentar, ia ibu “kata saya”. Kemudian ibu saya bertkata, kamu mau masuk IPA tapi kamu harus menolong ibu, dan saya menjawab saya mau sekali ibu, “ saya minta kamu menggangkat barang-barang yang didepas sekolah dan kamu juga bisa ajak temanmu juga apa lagi yang mau masuk IPA kamu bisa ajak juga.” Kata wali kelas saya”. Tampa pikir panjang saya langsung mau. Akhirnya saya memanggil teman-teman saya untuk menggankat barang tersebut. Disinilah keunikan di SMA saya, ingin ke-IPA tidah harus dilihat dari mata pelajaran. “itulah SMA yang serba kekurangan,tapi saya tetap bangga, karna masih bisa sekolah.

Berada di kelas 3 adalah dimana sebagai penentu masa depan saya untuk melanjutkan pendidiikan berikutnya,  jujur selama kelas 1 dan 2 SMA saya tidak pernah serius untuk belajar dan saya lebih banyak menghabiskan untuk bermain dan berjulan. Tapi ketika di kelas 3 saya udah mulai fokus dengan belajar. Tapi saya punya niat atau cita-cita saya harus menjadi seorang angkatan laut dengan alasan banyak duit dan bisa keliling dunia selain itu saya tidak mau yang namanya kuliah atau menjadi mahasiswa. pada suatu ketika kebetulan saya memiliki abang kandung anak ke-2 yang juga barengan lulus sekolah, tapi saya bingung apa yang saya harus lakukan tidak mungkin kedua-duan bersamaan untuk melanjutkan kuliah dari mana uangnya. Akhirnya setelah saya megobrol dengan ibu saya. Saya berkata” biar saya aja mengalah dengan abang saya, walaupun bapak saya tidak mendukung karna dengan alasan abangku sangat bandel dan dikenal seorang preman mana munkin nita mau kuliah. Terus saya berkata dengan ibu saya”: kalua dia tidak kuliah pasti dia tambah pereman lagi karna tidak ada kativitas positif dan juga kalau dia kuliah barang kali ada sedikit perubahan pada dia” kata saya. Dan ibu saya menjawab oke kalau itu menjadi keputusanmu. Setelah penerimaan kelulusan abang saya langsung berangkat ke Makassar. Dan saya akhirnya harus megalah demi abang saya, ia walaupun niatuntuk melanjutkan cita-cita saya sangat tinggi. Dan juga harus kembali lagi kekebun untuk membantu orang tua saya.

Selama 1 tahun saya menggangur dan membantu orang tua saya, banyak pergorbanan yang saya alami yaitu ketika saya bekerja dan menirama hasil jeri payah, “dan ibu saya berkata”: sebagian hasil kerjamu kamu kirimkan dulu untuk abang dan kaka kebetulan pada saat itu 2 abang saya dan kaka saya masih kuliah jadi mau gag mau saya harus membantunya pada hal uang yang saya tabung itu adalah untuk saya kuliah nanti. Sambil termenung melihat kondisi seperti ini”. Dan ibu saya berkata suatu saat ketika kamu kuliah kamu akan seperti  itu juga, giliran abangmu akan membantumu. Saya menjawab lagi. Ia ibu  sambil tersenyum”.

 Pada suatu hari ketika saya duduk diatas jembatan tepat pada siang hari setelah pulang kerja, saya membayangkan sambil memandang langit dan panjangnya sungai”. Harus berapa lama lagi saya disini? Terus kapan aku bisa seperti teman-teman saya, padahal dia udah menikmati giman rasa kuliah itu. “sambil tersenyum melihat ikan-ikan di parit”. Dari saya merefleksi diri kalau seperti ini terus saya pasti menuruskan seperti bapak saya tidak ada henti pagi dan siang sampai sore berkerja, ya walaupun kerja yang paling hallal adalah petani tidak mengenal memakan uang orang. Jujur sebenarnya saya tidak kuat lagi harus seperti ini karna saya harus bekerja,  mengikuti kata orang tua yang udah terbiasa berkerja keras sampai-sampai  ketika setelah makan siang saya harus melanjutkan perkerjaan seolah-olah tidak ada istirah sampai keringat saya kering. “tapi saya tidak pernah geluh dengan semua itu.

Kuliah Di depan Mata

Pada suatu ketika  saya diberitahukan kepada teman saya untuk mengikuti tes akedemik pelayaran di Makassar pada bulan April. Setelah mendengar cerita ini saya merasa senang senang sekali, karena saatnya saya harus melakukan perubahan pada diri saya. Dan juga ayah saya mendengar berita tersebut senang sekali. Walaupun akhirny saya harus kekebun lagi, tapi saya berharap inilah yang terakhir kalinya. Kebetulan saya ada tawaran kerja sama paman saya untuk memanen buah kelapanya. Dan setelah saya piker saya terima tawarin tersebut karna buahnya sangat banyak dan uangnya juga pasti banyak dan akhirnya saya mengajak 1 orang teman lagi. Saya udah mempredisikan untuk memanennya butuh satu bulan pas dengan setelah memanen saya saya langsung berangkat.

            Inilah perkerjaan yang paling lama saya rasakan karna biasanya satu minggu udah selesai tapi tidak apa-apa karna ini terakhir dan saya harus butuh uang banyak sekurang-kurang saya bisa tes kemana-mana. Saya masih ingat dengan teman saya kalau sekali masak hampir 2 Kg dan terkadang itu juga kurang dan harus masak lagi, karna melihat melihat kerja kita benar-benar membutuhkan energi yang sangat banyak dan menguras fisik.   Setiap jam 4 subuh saya harus bangun mempersipkan serapan pagi dan bekal kerja semua itu rutin saya lakukan. Saya berkerja sempat terjadi kebosanan dan sempat pingin marah karna sangkin capeknya. Karna kerja seperti ini tidak pernah mengenal panas, hujan tetap berkerja. Suatu ketika saat saya berkerja tampa disadari kelapa dari pohon  jatuh menimpa kepala saya dan saya langsun pingsang untuk saja teman saya melihatnya akhirnya saya digotong kerumah dan saya harus beristirahat 1 hari untuk tidak berkerja. Selama hampir satu bulan saya berkerja tiba saatnya saya menerima uang hasil kerja keras saya itu tandanya saya siap berangkat untuk kuliah. Menunggu 2 hari kajian saya, paman saya dari Yogyakarta menawarkan  saya untuk melanjutkan S1 di Jogja aja karna disana terkenal kota pelajar dan biaya hidup juga lebih, tapi saya tidak langsung memutuskan untuk kejogja dan saya harus mempertimbangkan dulu sampai gajian saya cairwalaupun teman saya kulaih dasan banyak tapi itu bukan alasan berti saya harus ikut dengan teman dan bisa  kumpul lagi, karna ketika saya melangkah  harus memiliki tujuan yang jelas untuk menentukan masa depan saya.

Penundaan 1 minggu

Pada suatu hari menjelang 1 hari mau berangkat semua persipan seperti kelengakapn persyartan dan barang-barnag bawaan siap berangkat. Di pagi hari adik saya perempuan kelas 1 SMS mendadak sakit perut dan kahirnya saya membawa kerumah sakit setelah tibanya disana saya ketemu dokter untuk mendiagnosakan adik saya sakit apa. Dan dokter itu serahkan kepada rumah sakit kemudain saya duduk diruang tunggu. Beberapa menit kemudian dokter minta kesaya orang tua kamu dimana? Saya menjawab ada dirumah dok, terus saya bertanya kembali kedokter “ada apa dengan adik saya dok…?? Terus dok menjawab adik kamu harus segera di operasi karna adik mu mengalami usus buntu dan segara di rujuk kerumah sakit, sambil mengelengkan kepala dokter pasti bohongkan karna adik saya sebelumnya baik-baik aja mana munkin langsung parah seperti itu” kata saya”. Dokter menjawab saya minta tolong orang tuamu datang secepatnya biar segera diproses. Dan saya tidak piker panjang langsung menelpon orang tua saya untuk datang kerumah sakit. setelah tibanya Bapak dan IBu saya ketemu dengan dokter, ada apa dok dengan anak saya? dokter menjawab anak ibu “usus buntu dan segera opresasi sekarang. Ibu saya sambil kaget menutu mulutnya. Mendegar kata jawaban dokter itu. Bapak saya tidak percaya, saya yakin dokter pasti salah diagnose kata Bapak saya. Dan dokter menjawab saya tidak mungkin salah pak. Kemudia dokter menjawab saya berikan waktu untuk memikirkan semua itu dan jangan terlalu lama karna anak bapak harus di rujuk segera.  Kemudian Bapak saya tidak mungkin harus berangkat sekarang mana kendaraan laut jam segini apa lagi butuh 4 jam kesana terkecuali itu harus dicatar dan ayah saya berkata saya yakin anak saya tidak terjadi apa-apa kalau ia pun mau dioperasi harus besok pagi. Kemudian keluarga saya berembuk lagi dengan dokter itu, saya bgomong dengan dok pak tidak bisa besok berangkatnya? Dok dengan tegas menjawab saya tidak menjamin anak untuk selamat kalau besok berangkatnya, akhirnya ibu saya bilang tidak apa-apa demi anak saya rela berapa pun biayanya untuk kesana terpentung anak saya selamat.

            Tidak lama kemudian setelah magrib adik saya dibawak dengan ambulance menuju kepelabuhan dan bapak saya harus mencari speed bot untuk mencatar ke Batam. Dan yang berankat kesana adalah Bapak dan Ibu saya ditambah 2 perawat dari rumah sakit untuk menjaga adik saya. Setelah tiba disana adik saya langsung masuk keruang Intalasi diberi penanganan khusus. Dan keluarga saya sambil berdoa semoga tidak terjadi apa-apa. Beberapa jam kemudian dokter menyakan anak ibu tidak terjadi apa-apa apa lagi sampai harus di opersai. Mendengar ucapan itu Ayah saya langsung tersenyum tapi disisi lain Ayah saya mera kemarahan begitu besar karna salah mendiagnosa kepada adik saya. Tidak lama kemudiaa saya ditelpon adikmu tidak  ada apa-apa hanya sakit biasa. Wah saya langsung bilang ke Ayahku saya minta hasil diagnose untuk mempertanggungjawabkan hasil diagnosa yang salah itu kepada dokter jadul itu.

            Beberapa hari kemudia adik saya pulang, dengan wajah tersenyum. Masalahnya tidak sampai disitu setelah kasus ini ayah saya harus mencari uang 15 juta untuk biaya catar boat kemarin dan ayah saya harus mengadaikan kebunnya untk membayarnya itu. Dan akhir saya harus tertunda 1 minggu untuk berangkat kuliah. Dan tidak lama kemudian paman saya yang dari Jogja menelpon gimana jadi kejoga? ” bertanya kesaya”. Terus saya menjawab ya udah om saya coba dulu ke Jogja kalau tidak cocok saya ke Makassar aja. Dan akhirnyapun saya berangkat ke Jogaj denga tidak terlalu banyak bawaan uang saku. Karna sebelumnaya ada masalah degan adik saya.

Banyak Belajar dari Kota Pendidikan

Hari pertama saya di Jogja, saya diajak dengan paman saya untuk berkeliling kota Jogja, tapi sedikit menantang karna sebelumsaya belum pernah membawak motor di kota Besar sebelumnya. Terus kata paman saya” kamu harus bisa, karna kamu kemana-mana harus sendiri. Kata saya menjawab” ya Om”. Pertama kali bawak motor adalah  Yang membuat ketakutan saya berhenti ditengah-tengah Tugu Jogja karna saya tidak melihat lampu merah lagi langsung bablas. Melihat itu paman saya langsung berhenti melihat saya berhenti di Tugu Jogja. Dan paman saya berkata “untung aja tidak ada polisi yang bertugas. Akhirnya saya selamat. Itu hari partama kali saya di Jogja. Hari-hari esok saya udah keliling Jogja sendiri tanpa harus ditemani dengan om.

Continue…